Sunday, February 12, 2012

Tagged under: , , , ,

[Review] Take Shelter (2011)

"It's hard to explain, because it's not just a dream, it's a feeling." ~ Curtis LaForche

Setelah sebelumnya menyutradarai film perdananya, Shotgun Stories (2007), kini Jeff Nichols kembali lewat film keduanya, Take Shelter. Untuk pemeran utama, Jeff Nichols menunjuk Michael Shannon sebagai Curtis yang sebelumnya pernah bermain di film sebelumnya, Shotgun Stories, dan juga membintangi proyek Jeff selanjutnya yang berjudul Mud, yang kabarnya akan rilis tahun 2013. Jeff juga merekrut Jessica Chastain untuk memerankan Samantha, istri Jeff. Jessica Chastain sendiri telah memerankan peran untuk 6 film dalam 2011 ini. Dan berkat perannya dalam film The Help, yaitu sebagai Celia Foote, ia juga berhasil dinominasikan untuk Oscar tahun 2012. Tentu merupakan sebuah prestasi yang cukup membanggakan, apalagi untuk golongan aktris yang baru berkecimpung di dunia film pada tahun 2008

Ada yang sering bilang bahwa "mimpi merupakan sebuah pertanda di kehidupan nyata". Itulah hal yang diyakini oleh Curtis LaForche (Michael Shannon). Akhir-akhir ini, ia sering bermimpi buruk akan terjadinya sebuah badai dahsyat yang akan menerjang kota tempat ia tinggal. Mungkin bagi sebagian orang hal itu mungkin hanya akan diabaikan, tapi tidak bagi Curtis. 


Demi melindungi istrinya, Samantha (Jessica Chastain) dan anaknya yang tunawicara atau bisu, Hannah (Tova Stewart), ia akhirnya memutuskan untuk membangun sebuah banker alias tempat perlindungan kalau-kalau mimpi buruk itu benar-benar terjadi. Tentu saja, orang-orang di sekitarnya akan meragukan akal sehatnya dan menganggap Curtis gila, tak terkecuali bagi Samantha istrinya. Terlebih saat Samantha tahu bahwa Curtis mendapat biaya untuk membangun sesuatu yang belum tentu terjadi ini ia dapatkan dari pinjaman perbaikan rumah dari bank tanpa memberitahunya terlebih dahulu.  Siapa yang tak akan menganggap bahwa Curtis ini tak waras? Apalagi didorong oleh fakta bahwa ibunya pernah didiagnosa menderita paranoid schizophrenia pada awal usia 30 tahunan. Siapapun, termasuk penontonnya, mungkin akan menganggap Curtis ini mengalami gangguan jiwa seperti ibunya.


Meskipun tak mendapatkan satu pun nominasi Oscar, bukan berarti film ini tak mampu memikat penontonnya. Seluruh castnya, tanpa terkecuali mampu menampilkan penampilan yang maksimal. Special mention juga berhak kita beri untuk Michael Shannon dan Jessica Chastain. 

Lewat performa meyakinkan dari Michael Shannon sebagai seorang suami sekaligus ayah  berwajah sendu, ia berhasil mengekplorasi karakternya yang berkeyakinan kuat dan family-oriented.Sebagai karakter istri yang pengertian, Jessica Chaistan juga mampu memerankan perannya dengan sangat baik. Emosi, mimik, ekspresi, semuanya dapat diekspresikan Jessica dengan baik, sama baiknya seperti apa yang diekspresikan oleh Michael Shannon. What a cast!


Cerita dalam Take Shelter merangkak dengan agak lambat. Ceritanya mengalir selama sekitar 2 jam (plus kredit tentunya), dan itu tidaklah membosankan bagi saya sama sekali. Malahan jalan ceritanya yang lambat   itu malah membuat rasa penasaran ini semakin besar. Apakah yang dialami oleh Curtis? Apakah memang akan terjadi sebuah badai dahsyat? Atau memang apa yang dikatakan orang-orang terhadapnya memang benar, bahwa itu semua hanyalah halusinasi belaka dan ia sudah tak waras? 


Take Shelter berhasil memukau saya lewat jalan ceritanya yang lambat namun membuat penasaran. Sebuah film drama dengan kombinasi film thriller yang luar biasa. Menggabungkan kehidupan pelik Curtis dengan kondisi kejiwaannya yang dipertanyakan. Berkat film ini, saya tak ragu lagi untuk memasukkan nama Jeff sebagai salah satu sutradara favorit saya. Tak lupa pula nama Michael Shannon dan Jessica Chastain sebagai salah satu aktor dan aktris favorit saya. Nasib, sama seperti yang dialami oleh We Need to Talk About Kevin (2011), film ini juga seperti diacuhkan begitu saja oleh Oscar.

8.0/10

0 comments:

Post a Comment