Saturday, February 9, 2013

Tagged under: , , , , ,

[Review] Silver Linings Playbook (2012)

"You know, for a while, I thought you were the best thing that ever happened to me. But now I'm starting to think you're the worst." ~ Tiffany

Jika tahun 2011 adalah tahun milik Jessica Chastain, maka tahun 2012 bisa dibilang merupakan tahun baik bagi J lain, Jennifer Lawrence. Ya, ia memang tak membintangi 6 film sekaligus seperti yang dilakukan Jessica Chastain, melainkan hanya 4, dimana ada Devil You Know yang hampir tak diketahui siapapun dan House at the End of the Street, yang menerima cercaan panjang, sepanjang judul film ini. Namun, meski ke-4 film tersebut tak seperti 6 film Chastain yang bisa dibilang semuanya bagus, namanya sudah (sangat) terangkat lewat sebuah blockbuster remaja hasil adaptasi novel, The Hunger Games, yang mendapat sambutan hangat, meski dari segi cerita memang mengingatkan kita dengan Battle Royale asal Jepang.

Bukan hanya The Hunger Games, di penghujung tahun 2012, sekali lagi Jennifer Lawrence memberikan kejutan dengan membintangi sebuah rom-com hasil adapatsi novel pula yang dipuji dimana-mana, Silver Linings Playbook. Ia pun diarahkan bukan oleh sutradara sembarangan. Adalah David O. Russell, orang yang juga berada di balik kesuksesan The Fighter. Ia juga ditemani oleh beberapa aktor yang sama sekali bukan aktor sembarangan. Dari bintang komedi The Hangover, Bradley Cooper, aktor veteran pemenang 2 Oscar sekaligus bintang The Godfather: Part 2, Robert De Niro, hingga nominator Oscar untuk Animal Kingdom 2010 lalu, Jacki Weaver.


Silver Linings Playbook berpusat pada Pat (Bradley Cooper), seorang guru yang mengidap bipolar disorder, baru saja dikeluarkan dari sebuah fasilitas kesehatan mental, setelah menjalani terapi selama 8 bulan. Ia juga merupakan seorang suami dari Nikki (Brea Bee), meski hubungan keduanya sempat retak karena Nikki ketahuan berselingkuh. Dan sangat tepat, inilah yang akhirnya menjadikan Pat harus menjalani terapi mental selama 8 bulan. Meski begitu, tetap saja cinta Pat terhadap Nikki masih tetap sama, dan ia pun akhirnya memutuskan untuk hidup normal seperti sedia kala dan kembali kepada Nikki.

Tapi, Nikki bukanlah satu-satunya wanita dalam kehidupannya. Ia juga menjalin pertemanan yang aneh dan unik dengan adik ipar temannya Ronnie (John Ortiz), yaitu Tiffany Maxwell (Jennifer Lawrence). Sama seperti Pat, jiwanya juga masih sedikit goyah karena sekarang ia harus menjanda setelah suaminya baru-baru ini meninggal dunia, bedanya Tiffany tidak sampai masuk fasilitas kesehatan mental. Melalui Tiffany, Pat berpikir bahwa ia bisa menjalin komunikasi kembali dengan Nikki. Sementara itu, Tiffany ternyata menyutujui untuk mengantarkan sebuah surat dari Pat ke Nikki, asal dengan satu syarat...


Seorang sutradara yang dulunya sukses lewat biografi petinju, kini beralih genre ke komedi romantis? Kenapa tidak? Dan itulah yang dilakukan David O. Russell, dan itu berhasil dengan sangat baik. Hasilnya, sebuah komedi romantis yang tak hanya dapat mengundang tawa, tapi juga emosional tanpa sentimentalitas yang berlebihan, dan dengan sempurna memotret kehidupan seorang penderita bipolar dengan cara yang ringan, serta yang terpenting, semua itu dibawakan dengan sepenuh hati oleh David O. Russell. Ya, tentu semua orang telah dapat menebak bagaimana Silver Linings Playbook berakhir, yaitu seperti rom-com manis pada umumnya, tapi apa yang ditawarkan David O. Russell dalam mengarahkan rom-com ini jelas tak dapat dilupakan.

Tak hanya berhasil dalam penyutradaraan, David O. Russell tentu saja berhasil pula dalam skenario yang memang ia tulis sendiri tersebut. Hampir tak ada yang dapat dicela dari naskahnya, seperti yang saya bilang tadi, Russell membuat sebuah kisah dengan karakter dengan kehidupan bermasalah serta refleksi sebuah keluarga Amerika yang rumit, namun dibungkus dengan cerita yang cukup ringan dan berbeda bagi film yang menampilkan karakter serupa, meski memang masih ada hal-hal klise di dalamnya. Beberapa konflik yang dihadirkan sekilas memang terlihat sederhana dan mungkin sedikit aneh, namun hal itu lah yang makin membuat Silver Linings Playbook menjadi lebih mudah untuk dinikmati dan 'dikunyah' khalayak umum.


Selain itu, hal yang patut diacungi jempol dari Russell adalah bagaimana David O. Russell mengarahkan serta memberikan banyak ruang bagi para cast-nya untuk berkembang. Apalagi, character development ini didukung oleh latar belakang mental dan agak kelam para karakternya yang amat sangat mendukung untuk digali jauh lebih dalam, dan berhasil dimanfaatkan dengan sangat baik oleh David O. Russell. Hal yang sama juga berhasil dimanfaatkan oleh para aktornya dengan sangat baik, dan ensemble cast ini pun rasanya harus diberi kredit setimpal seperti sang sutradara.

Jennifer Lawrence hadir terdepan bersama Bradley Cooper yang menjalin chemistry erat. Bradley Cooper nyaris sempurna merefleksikan seorang penderita bipolar dengan mood yang dapat berubah tiba-tiba dan perilaku yang tak bisa ditebak. Dengan ambisi kuat terhadap istrinya, Cooper menjadi salah satu penampilan terkuat dalam Silver Linings Playbook. Dan yah, amat menyenangkan melihat bintang 'The Hangover' ini akhirnya mendapatkan sebuah nominasi Oscar untuk perannya yang satu ini, dan bayangkan bagaimana film-film ia berikutnya akan memajang namanya sebagi 'Oscar nominee'!


Hal yang sama juga terjadi pada Jennifer Lawrence, yang menjadi salah satu nyawa terkuat Silver Linings Playbook ini. Penampilannya benar-benar dingin dan terkesan acuh-tak-acuh, namun di sisi lainnya, ia tetap menyimpan atmosfer depressing dan emosional. Jiwanya kacau balau, meskipun dari luar ia terlihat tegar-tegar saja. Sekali lagi, Lawrence menghadirkna sebuah penampilan oscar-worthy yang dapat menghipnotis siapa saja. Segala emosi dan ekspresi yang ia keluarkan memang bukan hanya menjadikan penampilannya ini sebagai yang terkuat dalam film, tapi juga yang terkuat di antara film lain. Dengan jiwa keduanya yang sedikit goyah, tak membuat chemistry di antara keduanya juga ikut goyah. Malahan, itu membuat hubungan mereka terasa lebih hangat dan kuat.

Di jajaran pemeran pendukung, Robert De Niro tampil dengan sangat baik sebagai seorang ayah yang memiliki masalah tersendiri bagi anaknya, sedikit temperamen, namun kita juga tahu bahwa ia adalah seorang penyayang. Di sisi lain, Jacki Weaver memberikan salah satu penampilan terbaiknya setelah Animal Kingdom  (salah, bukan film produksi Animal Planet, sebaliknya, merupakan film crime asal Australia) pada 2010 lalu. Mereka berdua mampu menghadirkan suasana keluarga khas Amerika yang sedang penuh masalah dengan sangat baik. Salah satu ensemble cast terbaik sepanjang 2012, meleburkan cast junior dan senior menjadi sebuah kesatuan cast yang luar biasa. What an ensemble cast!


Pada akhirnya, Silver Linings Playbook bukanlah komedi romantis biasa. Ya, alurnya memang tertebak dan beberapa momen harus terjebak dalam keklisean, namun hal itu terbayar lunas dengan penyutradaraan dan screenplay tajam dari David O. Russell, dimana ia mengadaptasi sebuah novel dan menghadirkan drama komedi yang ringan dan dapat dinikmati siapa saja, meski tema yang dibawanya sendiri tak bisa dikatakan seringan itu. Jarang bagi saya menemukan film bertema seperti ini, namun disajikan dalam tipe film manis yang dapat membuat siapa pun duduk sampai akhir film. Memang tak banyak tawa yang dihadirkan, mengingat film ini bukan pure comedy, namun setidaknya Silver Linings Playbook telah menawarkan tawa renyah di sepanjang durasinya. Jelas, sebuah adaptasi yang sama sekali tak mengecewakan.

Selain itu, Silver Linings Playbook juga menghadirkan sebuah studi karakter yang sangat baik, menghadirkan kehidupan orang-orang dengan mental yang terganggu. Hebatnya lagi, semua itu diperkaya lagi dengan para cast talenta muda seperti Lawrence yang dingin namun emosional serta Bradley Cooper yang sangat baik, hingga veteran macam De Niro dan Jacki Weaver (meski namanya tak terlalu menggaung) yang bagus seperti biasanya. Mereka semua memberikan penampilan tak terlupakan dan melahirkan salah satu ensemble cast terbaik di tahun sebelumnya sekaligus membuat Silver Linings Playbook menjadi salah satu film terbaik sepanjang 2012, dan tentu saja komedi romantis terbaik di tahun 2012. Sebuah rom-com tentang jiwa-jiwa goyah, namun hasilnya sama sekali tak goyah dan payah.

0 comments:

Post a Comment