Saturday, January 18, 2014

Tagged under: , , , , , , , , , , , ,

[List] SAG 2014: The Winners!


Selesas Critics' Choice Movie Awards dan pengumuman nominasi Acamedy Awards untuk 2 Maret mendatang, minggu penuh penghargaan ini kini ditutup oleh Screen Actors Guild Awards, yang mengapresiasi film dan TV-series dalam departemen akting. American Hustle yang penuh bintang, seperti yang telah dapat diprediksi, meraih Best Film Ensemle, sekalipun hanya itu pula yang dibawa pulang. Sementara itu, Dallas Buyers Club berhasil membawa pulang 2 tropi, untuk Matthew McConaughey dan Jared Leto untuk Best Film Actor dan Best Film Supporting Actor. Ada pula Cate Blanchett, yang makin hari makin menunjukkan taringnya dalam 'menyingkirkan' setiap wanita di ranah Best Actress di penghargaan manapun ia dinominasikan. Minggu ini juga merupakan minggu keberuntungan Lupita. Meskipun harus mengalah dari Jennifer Lawrence di Golden Globes, di minggu ini ia berhasil membawa pulang bukan hanya Critic's Choice Awards kemarin, tetapi juga Screen Guild Awards.

Di ranah layar kaca, tak ada pula yang terlalu mendominasi. Kalaupun ada yang mendapat tropi lebih dari 1, itupun hanya Breaking Bad serta Modern Family yang mendapatkan 2 piala SAG, di mana keduanya memenangkan kategori Best TV Ensemble dan Best TV Actor di 2 genre yang berbeda, Breaking Bad di kategori drama dan Modern Family di kategori komedi. Ada pula Maggie Smith (Downtown Abbey) dan Julia Louis-Dreyfus (Veep) yang masing-masing membawa pulang Best Drama Actress dan Best Comedy Actress. Sementara, di kategori khusus TV movie, Michael Douglas dari Behind the Candelabra kembali merebut piala untuk Best Actor, sementara Best Actress diraih oleh Helen Mirren dalam Phil Spector. Berikut daftar lengkap pemenang SAG 2014.

BEST FILM ENSEMBLE
12 Years a Slave
American Hustle
August: Osage County
The Butler
Dallas Buyers Club

BEST FILM ACTOR
Bruce Dern - Nebraska
Chiwetel Ejiofor - 12 Years a Slave
Tom Hanks - Captain Phillips
Matthew McConaughey - Dallas Buyers Club
Forest Whitaker - The Butler

BEST FILM ACTRESS
Cate Blanchett - Blue Jasmine
Sandra Bullock - Gravity
Judi Dench - Philomena
Meryl Streep - August: Osage County
Emma Thompson - Saving Mr. Banks

BEST FILM SUPPORTING ACTOR
Barkhad Abdi - Captain Phillips
Daniel Bruhl - Rush
Michael Fassbender - 12 Years a Slave
James Gandolfini - Enough Said
Jared Leto - Dallas Buyers Club

BEST FILM SUPPORTING ACTRESS
Jennifer Lawrence - American Hustle
Lupita Nyong'o - 12 Years a Slave
Julia Roberts - August: Osage County
June Squibb - Nebraska
Oprah Winfrey - The Butler

BEST FILM STUNT ENSEMBLE
All is Lost
Fast & Furious 6
Lone Survivor
Rush
The Wolverine

BEST TV DRAMA ENSEMBLE
Boardwalk Empire
Breaking Bad
Downton Abbey
Game of Thrones
Homeland

BEST TV DRAMA ACTOR
Steve Buscemi - Boardwalk Empire
Bryan Cranston - Breaking Bad
Jeff Daniels - The Newsroom
Peter Dinklage - Game of Thrones
Kevin Spacey - House of Cards

BEST TV DRAMA ACTRESS
Claire Danes - Homeland
Anna Gunn - Breaking Bad
Jessica Lange - American Horror Story: Coven
Maggie Smith - Downton Abbey
Kerry Washington - Scandal

BEST TV COMEDY ENSEMBLE
Arrested Development
The Big Bang Theory
Modern Family
30 Rock
Veep

BEST TV COMEDY ACTOR
Alec Baldwin - 30 Rock
Jason Bateman - Arrested Development
Ty Burrell - Modern Family
Don Cheadle - House of Lies
Jim Parsons - The Big Bang Theory

BEST TV COMEDY ACTRESS
Mayim Bialik - The Big Bang Theory
Julie Bowen - Modern Family
Edie Falco - Nurse Jackie
Tina Fey - 30 Rock
Julia Louis-Dreyfus - Veep

BEST TV MOVIE/MINI ACTOR
Matt Damon - Behind the Candelabra
Michael Douglas - Behind the Candelabra
Jeremy Irons - The Hollow Crown
Rob Lowe - Killing Kennedy
Al Pacino - Phil Spector

BEST TV MOVIE/MINI ACTRESS
Angela Bassett - Betty and Coretta
Helena Bonham Carter - Burton and Taylor
Holly Hunter - Top of the Lake
Helen Mirren - Phil Spector
Elisabeth Moss - Top of the Lake

BEST TV STUNT ENSEMBLE
Boardwalk Empire
Breaking Bad
Game of Thrones
Homeland
The Walking Dead

Friday, January 17, 2014

Tagged under: , , , , , , , , , , , , , , , ,

[List] Critics' Choice Awards 2014: And the Winners are...

Gravity floats away with 7 trophies, while American Hustle takes 4 prizes and 12 Years a Slave owns the main category: Best Picture.
Hampir bersamaan dengan pengumuman para nominasi Oscar untuk tahun ini, Critics' Choice Movie Awards kembali digelar. Dengan dipandu Aisha Tyler yang tak kalah lucunya dengan duo Amy Poehler dan Tina Fey, meski dengan monolog yang lebih cepat,  Broadcast Film Critics Association (BFCA), organisasi kritikus film terbesar di Amerika Serikat, kembali menganugrahi film-film terbaik dari tahun 2013 pilihan mereka. Sekalipun 12 Years a Slave adalah pilihan para kritik untuk 3 tropi termasuk penghargaan utama Best Picture juga penerima nominasi terbanyak, yaitu 13 nominasi, yang diikuti dengan 12 nominasi oleh American Hustle, memenangkan Best Ensemble Cast dan 3 penghargaan lain, bintang paling bersinar di pagelaran kali ini adalah space thriller Gravity, yang memenangkan 7 tropi, termasuk untuk Best Director. 

Tapi, ketiga film ini bukanlah film yang menerima lebih dari 1 tropi saja, masih ada 5 film lain yang masing-masing memenangkan 2 penghargaan, termasuk romasa asal Prancis, Blue is the Warmest Color serta potret para pengidap AIDS dalam Dallas Buyers Club. Duo Matthew McConaughey dan Jared Leto dalam Dallas Buyers Club, yang baru saja memenangkan Golden Globe mereka, makin membuktikan taringnya di musim penghargaan kali ini, dengan membawa pulang Best Actor dan Best Supporting Actor. Di ranah aktris, Cate Blanchett tetap tak terkalahkan di Best Actress, sementara kali ini ada Lupita Nyong'o yang naik podium untuk Best Supporting Actress, selagi saling kejar-kejaran dengan Jennifer Lawrence dalam Oscar nanti, terlebih setelah kemenangan Larence di Golden Globe. Dan, inilah daftar para pemenang Critics' Choice Movie Awards 2014.

BEST PICTURE
American Hustle
Captain Phillips
Dallas Buyers Club
Gravity
Her
Inside Llewyn Davis
Nebraska
Saving Mr. Banks
12 Years a Slave
The Wolf of Wall Street

BEST ACTOR
Christian Bale - American Hustle
Bruce Dern - Nebraska
Chiwetel Ejiofor - 12 Years a Slave
Tom Hanks - Captain Phillips
Matthew McConaughey - Dallas Buyers Club
Robert Redford - All Is Lost

BEST ACTRESS
Cate Blanchett - Blue Jasmine
Sandra Bullock - Gravity
Judi Dench - Philomena
Brie Larson - Short Term 12
Meryl Streep - August: Osage County
Emma Thompson - Saving Mr. Banks

BEST SUPPORTING ACTOR
Barkhad Abdi - Captain Phillips
Daniel Bruhl - Rush
Bradley Cooper - American Hustle
Michael Fassbender - 12 Years a Slave
James Gandolfini - Enough Said
Jared Leto - Dallas Buyers Club

BEST SUPPORTING ACTRESS
Scarlett Johansson - Her
Jennifer Lawrence - American Hustle
Lupita Nyong'o - 12 Years a Slave
Julia Roberts - August: Osage County
June Squibb - Nebraska
Oprah Winfrey - Lee Daniels' The Butler

BEST YOUNG ACTOR/ACTRESS
Asa Butterfield - Ender's Game
Adele Exarchopoulos - Blue Is the Warmest Color
Liam James - The Way Way Back
Sophie Nelisse - The Book Thief
Tye Sheridan - Mud

BEST ACTING ENSEMBLE
American Hustle
August: Osage County
Lee Daniels' The Butler
Nebraska
12 Years a Slave
The Wolf of Wall Street

BEST DIRECTOR
Alfonso Cuaron - Gravity
Paul Greengrass - Captain Phillips
Spike Jonze - Her
Steve McQueen - 12 Years a Slave
David O. Russell - American Hustle
Martin Scorsese - The Wolf of Wall Street

BEST ORIGINAL SCREENPLAY
Eric Singer and David O. Russell - American Hustle
Woody Allen - Blue Jasmine
Spike Jonze - Her
Joel Coen & Ethan Coen - Inside Llewyn Davis
Bob Nelson - Nebraska

BEST ADAPTED SCREENPLAY
Tracy Letts - August: Osage County
Richard Linklater & Julie Delpy & Ethan Hawke - Before Midnight
Billy Ray - Captain Phillips
Steve Coogan and Jeff Pope - Philomena
John Ridley - 12 Years a Slave
Terence Winter - The Wolf of Wall Street

BEST CINEMATOGRAPHY
Emmanuel Lubezki - Gravity
Bruno Delbonnel - Inside Llewyn Davis
Phedon Papamichael - Nebraska
Roger Deakins - Prisoners
Sean Bobbitt - 12 Years a Slave

BEST ART DIRECTION
Andy Nicholson (Production Designer), Rosie Goodwin (Set Decorator) - Gravity
Catherine Martin (Production Designer), Beverley Dunn (Set Decorator) - The Great Gatsby
K.K. Barrett (Production Designer), Gene Serdena (Set Decorator) - Her
Dan Hennah (Production Designer), Ra Vincent (Set Decorator) - The Hobbit: The Desolation of Smaug
Adam Stockhausen (Production Designer), Alice Baker (Set Decorator) - 12 Years a Slave

BEST EDITING
Alan Baumgarten, Jay Cassidy, Crispin Struthers - American Hustle
Christopher Rouse - Captain Phillips
Alfonso Cuarón, Mark Sanger - Gravity
Daniel P. Hanley, Mike Hill - Rush
Joe Walker - 12 Years a Slave
Thelma Schoonmaker - The Wolf of Wall Street

BEST COSTUME DESIGN
Michael Wilkinson - American Hustle
Catherine Martin - The Great Gatsby
Bob Buck, Lesley Burkes-Harding, Ann Maskrey, Richard Taylor - The Hobbit: The Desolation of Smaug
Daniel Orlandi - Saving Mr. Banks
Patricia Norris - 12 Years a Slave

BEST MAKEUP
American Hustle
The Hobbit: The Desolation of Smaug
Lee Daniels' The Butler
Rush
12 Years a Slave

BEST VISUAL EFFECTS
Gravity
The Hobbit: The Desolation of Smaug
Iron Man 3
Pacific Rim
Star Trek into Darkness

BEST ANIMATED FEATURE
The Croods
Despicable Me 2
Frozen
Monsters University
The Wind Rises

BEST ACTION MOVIE
The Hunger Games: Catching Fire
Iron Man 3
Lone Survivor
Rush
Star Trek into Darkness

BEST ACTOR IN AN ACTION MOVIE
Henry Cavill - Man of Steel
Robert Downey Jr. - Iron Man 3
Brad Pitt - World War Z
Mark Wahlberg - Lone Survivor

BEST ACTRESS IN AN ACTION MOVIE
Sandra Bullock - Gravity
Jennifer Lawrence - The Hunger Games: Catching Fire
Evangeline Lilly - The Hobbit: The Desolation of Smaug
Gwyneth Paltrow - Iron Man 3

BEST COMEDY
American Hustle
Enough Said
The Heat
This Is the End
The Way Way Back
The World's End

BEST ACTOR IN A COMEDY
Christian Bale - American Hustle
Leonardo DiCaprio - The Wolf of Wall Street
James Gandolfini - Enough Said
Simon Pegg - The World's End
Sam Rockwell - The Way Way Back

BEST ACTRESS IN A COMEDY
Amy Adams - American Hustle
Sandra Bullock - The Heat
Greta Gerwig - Frances Ha
Julia Louis-Dreyfus - Enough Said
Melissa McCarthy - The Heat

BEST SCI-FI/HORROR MOVIE
The Conjuring
Gravity
Star Trek into Darkness
World War Z

BEST FOREIGN LANGUAGE FILM
Blue Is the Warmest Color
The Great Beauty
The Hunt
The Past
Wadjda

BEST DOCUMENTARY FEATURE
The Act of Killing
Blackfish
Stories We Tell
Tim's Vermeer
20 Feet from Stardom

BEST SONG
Atlas - Coldplay - The Hunger Games: Catching Fire
Happy - Pharrell Williams - Despicable Me 2
Let It Go - Robert Lopez and Kristen Anderson-Lopez - Frozen
Ordinary Love - U2 - Mandela: Long Walk to Freedom
Please Mr. Kennedy - Justin Timberlake/Oscar Isaac/Adam Driver - Inside Llewyn Davis
Young and Beautiful - Lana Del Rey - The Great Gatsby

BEST SCORE
Steven Price - Gravity
Arcade Fire - Her
Thomas Newman - Saving Mr. Banks
Hans Zimmer - 12 Years a Slave
Tagged under: , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

[List] Academy Awards 2014: the Nominees!


I can see snubs everywhere! Inside Llewyn Davis hampir saja pulang dengan tangan hampa, kalau saja ia tak dinominasikan untuk Best Sound Mixing dan Best Cinematography. Sisanya? Tak ada Best Picture, Best Actor, Best Original Screenplay, hingga Best Director. Berbicara tentang Best Director, kalau tahun lalu Ben Affleck secara mengejutkan tak menjadi salah satu nominator, maka kali ini Paul Greengrass (Captain Phillips) lah yang juga menjadi tumbal. Beralih ke Best Actor, absennya Robert Redford mungkin tak terlalu mengejutkan, karena ia pun absen dalam SAG. Namun, yang paling mengejutkan adalah hilangnya nama Tom Hanks (Captain Phillips) dalam daftar nonimasi tersebut. Tak hanya itu, dalam Best Actress, Emma Thompson (Saving Mr. Banks) yang selama ini diunggulkan dalam kategori Best Actress, nyatanya juga tak hadir dalam daftar. Dalam ranah animasi, meskipun bukanlah tahun yang terlalu baik bagi film animasi, termasuk bagi Pixar, tetap saja Monsters University yang absen tetaplah salah satu kejutan terbesar bagi saya. Duo frontrunners, Stories We Tell serta Blackfish yang juga dianggap sebagian orang bahwa mereka pasti akan mendapat nominasi dalam Best Documentary, ternyata salah besar. Dan, yah, setidaknya ini membuat kesempatan lebar bagi film-film lain untuk bersinar di kategori ini, termasuk my favorite, The Act of Killing.

Kini, mari beralih ke berita bagus. Gravity dan American Hustle, keluar sebagai peraih nominasi terbanyak, yaitu 10 nominasi, termasuk Best Picture, Best Director dan Best Actress. Untuk American Hustle sendiri, Oscar tampaknya memang benar-benar menyayangi David O. Russell, karena setelah setahun lalu ia juga berhasil mendapat seluruh nominasi akting lewat Silver Linings Playbook, tahun ini, American Hustle juga mampu membawa 4 nominasi tersebut. Gravity sendiri, selain sukses di kategori utamanya, ia juga sukses besar dalam kategori teknikal, meraup 7 nominasi, dan kemungkinan besar akan membawa pulang banyak dari kategori teknikal ini. Di belakang Gravity dan American Hustle, ada 12 Years a Slave, yang meraih 9 nominasi, termasuk Best Picture, Best Director, dan seluruh nominasi akting kecuali Best Actress. Masih seputar kabar baik, kejutan besar juga lagi-lagi hadir dalam Oscar kali ini. Ya, siapa sangka bahwa seorang Jonah Hill sekarang adalah 2 kali nominee Oscar? Kabar baik lain yang cukup mengejutkan datang dari Sally Hawkins, yang mendapat nominasi Oscar untuk pertama kalinya berkat perannya dalam Blue Jasmine. Berikut daftar lengkap nominasi Academy Awards 2014 yang akan diselenggarakan 2 Maret nanti.

BEST PICTURE
American Hustle
Captain Phillips
Dallas Buyers Club
Her
Nebraska
Philomena
The Wolf of Wall Street

BEST DIRECTOR
David O. Russell – American Hustle
Alfonso Cuaron – Gravity
Alexander Payne – Nebraska
Steve McQueen – 12 Years a Slave
Martin Scorsese – The Wolf of Wall Street

BEST ACTOR
Christian Bale – American Hustle
Bruce Dern – Nebraska
Leonardo DiCaprio – The Wolf of Wall Street
Chiwetel Ejiofor – 12 Years a Slave
Matthew McConaughey – Dallas Buyers Club

BEST ACTRESS
Amy Adams – American Hustle
Cate Blanchett – Blue Jasmine
Sandra Bullock – Gravity
Judi Dench – Philomena
Meryl Streep – August: Osage County

BEST ORIGINAL SCREENPLAY
American Hustle – Written by Eric Warren Singer and David O. Russell
Blue Jasmine – Written by Woody Allen
Her – Written by Spike Jonze
Nebraska – Written by Bob Nelson
Dallas Buyers Club – Written by Craig Borten & Melisa Wallack

BEST ADAPTED SCREENPLAY
Before Midnight – Written by Richard Linklater, Julie Delpy, Ethan Hawke
Captain Phillips – Screenplay by Billy Ray
Philomena – Screenplay by Steve Coogan and Jeff Pope
12 Years a Slave – Screenplay by John Ridley
The Wolf of Wall Street – Screenplay by Terence Winter

BEST SUPPORTING ACTRESS
Lupita Nyong’o – 12 Years a Slave
Jennifer Lawrence – American Hustle
June Squibb – Nebraska
Julia Roberts – August: Osage County
Sally Hawkins – Blue Jasmine

BEST SUPPORTING ACTOR
Barkhad Abdi – Captain Phillips
Bradley Cooper – American Hustle
Michael Fassbender – 12 Years a Slave
Jonah Hill – The Wolf of Wall Street
Jared Leto – Dallas Buyers Club

BEST ANIMATED FILM
Despicable Me 2
Ernest & Celestine
Frozen
The Wind Rises

BEST CINEMATOGRAPHY
The Grandmaster – Philippe Le Sourd
Gravity – Emmanuel Lubezki
Inside Llewyn Davis – Bruno Delbonnel
Nebraska – Phedon Papamichael
Prisoners – Roger A. Deakins

BEST COSTUME DESIGN
Michael Wilkinson – American Hustle
William Chang Suk Ping – The Grandmaster
Catherine Martin – The Great Gatsby
Michael O’Connor – The Invisible Woman
Patricia Norris – 12 Years a Slave

BEST DOCUMENTARY FEATURE
The Act of Killing – Joshua Oppenheimer and Signe Byrge Sørensen
Cutie and the Boxer – Zachary Heinzerling and Lydia Dean Pilcher
Dirty Wars – Richard Rowley and Jeremy Scahill
The Square – Jehane Noujaim and Karim Amer
20 Feet from Stardom – Nominees to be determined

BEST DOCUMENTARY SHORT SUBJECT
Cave Digger – Jeffrey Karoff
Facing Fear – Jason Cohen
Karama Has No Walls – Sara Ishaq
The Lady in Number 6: Music Saved My Life – Malcolm Clarke and Nicholas Reed
Prison Terminal: The Last Days of Private Jack Hall – Edgar Barens

BEST FILM EDITING
American Hustle – Jay Cassidy, Crispin Struthers, and Alan Baumgarten
Captain Phillips – Christopher Rouse
Dallas Buyers Club – John Mac McMurphy and Martin Pensa
Gravity – Alfonso Cuarón and Mark Sanger
12 Years a Slave – Joe Walker

BEST FOREIGN LANGUAGE FILM
The Broken Circle Breakdown – Belgium
The Great Beauty – Italy
The Hunt – Denmark
The Missing Picture – Cambodia
Omar – Palestine

BEST MAKEUP AND HAIRSTYLING
Dallas Buyers Club – Adruitha Lee and Robin Mathews
Jackass Presents: Bad Grandpa – Stephen Prouty
The Lone Ranger – Joel Harlow and Gloria Pasqua-Casny

BEST ORIGINAL SCORE
John Williams – The Book Thief
Steven Price – Gravity
William Butler and Owen Pallett – Her
Alexandre Desplat – Philomena
Thomas Newman – Saving Mr. Banks

BEST ORIGINAL SONG
"Alone Yet Not Alone" from Alone Yet Not Alone – Music by Bruce Broughton; Lyric by Dennis Spiegel
"Happy" from Despicable Me 2 – Music and Lyric by Pharrell Williams
"Let It Go" from Frozen – Music and Lyric by Kristen Anderson-Lopez and Robert Lopez
"The Moon Song" from Her – Music by Karen O; Lyric by Karen O and Spike Jonze
"Ordinary Love" from Mandela: Long Walk to Freedom – Music by Paul Hewson, Dave Evans, Adam Clayton and Larry Mullen; Lyric by Paul Hewson

BEST PRODUCTION DESIGN
American Hustle – Judy Becker; Set Decoration: Heather Loeffler
Gravity – Andy Nicholson; Set Decoration: Rosie Goodwin and Joanne Woollard
The Great Gatsby – Catherine Martin; Set Decoration: Beverley Dunn
Her – K.K. Barrett; Set Decoration: Gene Serdena
12 Years a Slave – Adam Stockhausen; Set Decoration: Alice Baker

BEST ANIMATED SHORT FILM
Feral – Daniel Sousa and Dan Golden
Get a Horse! – Lauren MacMullan and Dorothy McKim
Mr. Hublot – Laurent Witz and Alexandre Espigares
Possessions – Shuhei Morita
Room on the Broom – Max Lang and Jan Lachauer

BEST LIVE ACTION SHORT FILM
Aquel No Era Yo (That Wasn’t Me) – Esteban Crespo
Avant Que De Tout Perdre (Just before Losing Everything) – Xavier Legrand and Alexandre Gavras
Helium – Anders Walter and Kim Magnusson
Pitääkö Mun Kaikki Hoitaa? (Do I Have to Take Care of Everything?) – Selma Vilhunen and Kirsikka Saari
The Voorman Problem – Mark Gill and Baldwin Li

BEST SOUND EDITING
All Is Lost – Steve Boeddeker and Richard Hymns
Captain Phillips – Oliver Tarney
Gravity – Glenn Freemantle
The Hobbit: The Desolation of Smaug – Brent Burge
Lone Survivor – Wylie Stateman

BEST SOUND MIXING
Captain Phillips – Chris Burdon – Mark Taylor, Mike Prestwood Smith and Chris Munro
Gravity – Skip Lievsay – Niv Adiri – Christopher Benstead and Chris Munro
The Hobbit: The Desolation of Smaug – Christopher Boyes, Michael Hedges, Michael Semanick and Tony Johnson
Inside Llewyn Davis – Skip Lievsay – Greg Orloff and Peter F. Kurland
Lone Survivor – Andy Koyama – Beau Borders and David Brownlow

BEST VISUAL EFFECTS
Gravity – Tim Webber, Chris Lawrence, Dave Shirk and Neil Corbould
The Hobbit: The Desolation of Smaug – Joe Letteri, Eric Saindon, David Clayton and Eric Reynolds
Iron Man 3 – Christopher Townsend, Guy Williams, Erik Nash and Dan Sudick
The Lone Ranger – Tim Alexander, Gary Brozenich, Edson Williams and John Frazier
Star Trek Into Darkness – Roger Guyett, Patrick Tubach, Ben Grossmann and Burt Dalton

Thursday, January 16, 2014

Tagged under: , , , , , , , , , , , , , , , , ,

[Part 2] 2013: 25 Best Movies


Setelah The Hobbit: The Desolation of Smaug, The Conjuring, Frances Ha, Prisoners, Side Effects, hingga Blue Jasmine, masih banyak rangkuman film-film terbaik dari yang terbaik di tahun 2013 lalu. Kini, untuk melengkapi list sebelumnya, inilah film-film terbaik 2013, dari urutan 12 hingga posisi sang jawara, dari drama solid hingga dokumenter menawan, dari romansa manis hingga eksperimental imajinatif, dan dari sekuel luar biasa hingga thriller dahsyat, here they are!

#12. The Spectacular Now | Directed by James Ponsoldt | Written by Scott Neustadter and Michael H. Weber 
Apa definisi kata 'spektakuler' bagi Anda? Box-oofice berlimaph efek visual? Boleh jadi, tapi itu jelas bukanlah apa yang akan kita lihat dalam The Spectacular Now. Hanya dengan membaca sinopsisnya, pasti semua sudah dapat menerka film jenis apa ini. Tapi, jangan terlalu percaya diri dulu. Dengan tema romansa coming-of-age-nya, nyatanya The Spectacular mampu membawa angin baru dalam hal pengemasannya. Ya, jelas ini bukan film tipikal yang menawarkan kisah cinta tipikal. Sebaliknya, dibalik karakternya yang bergelimpahan remaja, The Spectacular Now membawa penonton pada sebuah kisah cinta dengan tone yang lebih gelap, plus segenap pembangunan karakter matang dan konflik yang lebih berliku, dihiasi oleh chemistry kokoh Shailene Woodley dan Miles Teller. Sebuah kisah cinta tentang remaja goyah yang disajikan dengan penuh kematangan, The Spectacular Now nyatanya memang sespektakuler judulnya.


#11. Captain Phillips | Directed by Paul Greengrass | Written by Billy Ray
Ya, Captain Phillips adalah Argo-nya tahun ini. Dua-duanya didasari dari kisah nyata dan keduanya juga merupakan mesin pemacu adrenalin yang lincah nan efektif. Mungkin naskahnya tak penuh dialog witty tajam seperti Argo, tapi dengan pembawaanya yang lebih serius, Captain Phillips juga mampu bersinar. Sepanjang durasinya, Paul Greengrass terus menerus menyuntikkan ketegangan yang tak berujung dan mempertahankan tensi yang terbangun dengan hasil yang begitu baik, mampu membuat siapa pun tak akan mampu duduk di kursi dengan penuh ketenangan. Dengan pemimpinnya, Tom Hanks sebagai Kapten Phillips yang muncul sebagai ikon heroik dan Barkhad Abdi sebagai bajak laut Somalia yang menyimpan kegarangan di balik fisiknya, Captain Phillips menjelma menjadi sebuah thriller yang sangat sukses dalam setiap level ketegangannya.


#10. Dallas Buyers Club | Directed by Jean-Marc Vallée | Written by Craig Borten  and Melisa Wallack
Diambil dari kisah nyata seorang pengidap AIDS, Ron Woodroof, Dallas Buyers Club hadir dengan naskah dan arahan kokohnya yang mampu menceritakan setiap potongan kisah hebatnya dengan baik dan tulus, yang diisi oleh karakter-karakter simpatetik dan sentuhan dialog-dialog bernuansa komedi di tengah temanya yang berat. Dengan salah satu ensemble cast terbaik tahun ini, McConaughey hadir karismatik dengan postur tubuh meyakinkan, menampilkan salah satu penampilan terpenting sepanjang karirnya. Sementara itu, Jared Leto adalah wujud scene stealer sejati, yang berhasil total dalam mengubah dirinya menjadi seorang wanita transgender pengidap AIDS. Berkharisma luar biasa, Dallas Buyers Club adalah sebuah biopik yang solid dari setiap sudut yang mengangkat kisah memikat tentang perjuangan hidup dengan kemasan penuh kehidupan.


#9. The Past/Le Passé | Directed by Asghar Farhadi | Written by Asghar Farhadi
Walaupun masih 'turun kelas' dibandingkan A Separation (kalau begitu, bayangkan sebagus apa A Separation), The Past tetaplah sebuah human drama menakjubkan dari segala sisi. Ada nama Berenice Bejo di lini depan, yang walaupun hadir sebagai pengganti Marion Cotillard, ia berhasil mengalahkan ekspektasi yang dihadapkan padanya, dengan membawa sebuah performa kompleks yang dibawakan sepenuh hati. Naskah kompleksnya begitu nyata, ditulis dengan kesederhanaan, datang dari kehidupan manusia biasa yang berkembang menjadi konflik-konflik rumit yang terjadi di antara karakter-karakter yang berkembang baik. Asghar Farhadi, dengan segala kemampuan dan kesabarannya, juga sukses menghidupakan kisah manusia ini dengan misteri yang kian menit makin menjadi. Dibangun dengan lapisan-lapisan yang setiap levelnya mampu mengungkapkan kisah meyakinkan tentang lika-liku kehidupan manusia, The Past hadir sebagai suatu persona kompleksitas moral manusia yang mempesona.


#8. Blue is the Warmest Color/La vie d'Adèle | Directed by Abdellatif Kechiche | Written by Abdellatif Kechiche and Ghalia Lacroix
Bagi kebanyakan orang, cinta itu mungkin berwarna merah, atau mungkin merah muda, namun bagi film pemenang Palme d'Or ini, cinta itu berwarna biru. Cinta mungkin merupakan hal paling sering diangkat untuk menjadi film. Tapi, film ini mengambil jalur berbeda. Dengan mengangkat kisah cinta lesbian, Blue is the Warmest Color menawarkan studi karakter luar biasa dalam kedua karakter utamanya. Karakternya terbangun dari rangkaian dialog yang sederhana serta naskah yang membumi namun menakjubkannya. Dengan mengeksplorasi dunia LGBT dengan baik, Blue is the Warmest Color adalah sebuah 'anthem' bagi kaum 'terpinggirkan', sebuah nyanyian yang penuh rasa cinta unik berbumbu asam garam kehidupan, dan semua itu mampu diungkapkan dengan penuh nyawa.


#7. Her | Directed by Spike Jonze | Written by Spike Jonze
Her boleh jadi merupakan film paling unik tahun ini.  Dengan romansa yang melimpah, Spike Jonze mencoba meramunya dengan sentuhan-sentuhan fiksi sains cerdas. Hasilnya? Sebuah citra memikat berisi pemikiran akan sebuah interaksi sosial dalam masa modern. Dibalut oleh visual halus nan manis, Spike Jonze membawa kita ke sebuah kisah cinta yang mungkin terlihat aneh, namun anehnya pula, hal itu lah yang mampu menghipnotis penonton. Tanpa pernah mempertontonkan wajahnya, Scarlett Johannson mampu membuat siapapun merasa nyaman hanya dengan mendengar suaranya. Di sisi lain, ia juga membangun sebuah jalinan erat dengan Joaquin Phonix yang tampil manis sebagai potret manusia yang terperangkap dalam batas abu-abu teknologi dan penciptanya. Di tengah komedi romantis yang makin hari muncul dengan kisah basi dan penuh klise, Her tampil dengan percaya diri. Dengan kisah cintanya yang istimewa, yang tanpa sadar telah menyentil pola interaksi sosial manusia saat ini, Her melangkah gemilang dengan imaginasinya yang tak terbatas.


#6. Stories We Tell | Directed by Sarah Polley | Written by Sarah Polley and Michael Polley
Setiap manusia memilik gift yang mungkin tak pernah disadari, namun sebenarnya selalu digunakan setiap waktu: memori. Mengambil hal ini, sutradrara, penulis, sekaligus aktris asal Kanada, Sarah Polley memutuskan untuk membuat sebuah dokumenter mengenai rahasia keluarganya. Memulai semua dari kisah mendiang ibunya, kisahnya mulai melebar dan membuka rentetan kejutannya dengan perlahan. Hanya dengan memori yang diungkapkan setiap anggota keluarganya, Polley berhasil menunjukkan bagaimana kekuatan sebuah memori dapat menjadi suatu hal penuh kejutan tak terduga, menyentuh setiap hati, bahkan hingga mempengaruhi kehidupan setiap manusia. Bagaikan terperangkap dalam sebuah labirin tak berujung, Stories We Tell mengajak siapa saja berkelanan ke dalam sebuah misteri pelik dengan begitu sederhana nan elegan. Sebuah dokumenter yang setiap menitnya selalu mengajukan tanda tanya dan misteri baru, bahkan hingga detik sebelum kredit bergulir, Stories We Tell muncul sebagai salah satu dokumenter yang sukses membuat setiap sel otak bekerja hanya dengan mendengarkan orang-orang yang tak pernah berhenti berbicara.


#5. Before Midnight | Directed by Richard Linklater | Written by Richard Linklater, Julie Delpy,  and Ethan Hawke
Setelah selama 9 tahun tak terdengar kelanjutan kisah cinta Jesse dan Celeste, duo ini kembali ke layar perak. Konsep uniknya yang ditawarkan kedua film sebelumnya, jelas tak lekang oleh usia. Masih dengan naskah sederhana nan rapi yang diisi oleh lebih banyak 'kerikil' hidup serta dialog-dialog yang cerdas mengalir alami dan terdengar tanpa kesan scripted sama sekali, Before Midnight terbukti masih dapat hadir dengan kualitas yang tak kalah, bahkan di atas Before Sunrise dan Before Sunset. Ditambah kehangatan yang muncul dari chemistry Julie Deply dan Ethan Hawke, memang tak ada yang lebih menarik ketimbang mendengarkan dua insan ini saling berdialog. Sebuah kemasan unik mengenai perspektif cinta rumit dan berliku yang disampaikan lewat jalan penuh kesederhanaan dan nostalgia, Before Midnight adalah sebuah kekuatan magis yang ampuh dalam menyihir siapapun.


#4. Upstream Color | Directed by Shane Carruth | Written by Shane Carruth
Shane Carruth bukanlah sineas yang produktif, tidak sama sekali. Namun, ketika ia kembali berkarya, ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Ya, lewat Upstream Color, Shane Carruth kembali menunjukkan talentanya yang 'kurang ajar'. Meleburkan berbagai unsur drama, misteri, fiksi-sains, hingga romansa ke dalamnya, Carruth sukses meracik sebuah karya eksperimental yang dibungkus luar biasa dengan visual cantik, bahasa tubuh menawan, dan musik yang penuh nyawa, tak ketinggalan pula dengan Amy Seimetz yang tak pernah redup sinarnya sepanjang film. Kumpulan potongan puzzle dengan pengarahan hidup serta penulisan tanpa cela yang penuh sentuhan imaginatif, surrealisme, serta kreativitas, Upstream Color adalah salah satu contoh kegemilangan dalam segala sisi yang walaupun tidaklah mudah untuk dinikmati, namun menawarkan pengalaman sinematik tak terlupakan.


#3. The Act of Killing | Directed by Joshua Oppenheime, Anonymous, and Christine Cynn
Jujur, documentary isn't really my thing, tapi The Act of Killing mampu mengubah pandangan saya itu. Lewat sebuah rekonstruksi salah satu peristiwa besar dalam sejarah kelam Indonesia tentang pembunuhan masal para pengikut komunis, The Act of Killing membawa kita ke sebuah perjalanan mengerikan, both physichally and emotionally. Tak seperti rekonstruksi adegan dalam dokumenter lain yang biasanya diperankan oleh aktor, maka di sini, semuanya diperankan oleh sang pembunuh sendiri. Bagian terbaiknya? Mereka tak pernah malu bahkan dengan bangga menceritakan semuanya, yang mampu membuat The Act of Killing menjadi film yang sama sekali tak nyaman untuk dilihat hanya dengan mendengarkan mereka berbicara, sekalipun tak pernah ada darah yang benar-benar terkucur di dalamnya. Memanfaatkan imajinasi manusia sendiri untuk membangun setiap 'rekonstruksi' adegan, The Act of Killing adalah sebuah dokumenter yang efektif, affecting, sukses dalam mempertanyakan sebuah misteri kelabu masa lalu, sekaligus mempertanyakan moral setiap manusia.


#2. 12 Years a Slave | Directed by Steve McQueen | Written by John Ridley 
12 Years a Slave boleh dibilang merupakan wujud penyesalan atas apa yang terjadi pada masa lalu suatu bangsa. Tapi, semua itu bisa berantakan jika bukan seorang Steve McQueen yang menangani karya ini. Beruntung, hal itu tak terjadi. Secara visual, sinematografinya apiknya secara sempurna menangkap setiap kekejaman yang terjadi. Setiap cambukan, leher yang terjerat tali di pepohonan, luka yang terang-terangan diekspos, hingga botol wiski yang melayang, mampu membuat para penonton mengernyitkan dahi sekaligus merasakan kebrutalan dengan mendalam, bukan hanya secara fisik, namun secara jiwa, 12 Years a Slave mampu mempermainkan emosi dengan teramat baik. Cast-nya yang dipenuhi talenta luar biasa mampu hidup, membawa film ini ke level yang lebih tinggi lagi. Ejiofor adalah bintang sepanjang film, Fassbender adalah monster yang mampu 'mematikan' orang hanya dengan tatapan dinginnya sedangkan Nyong'o sanggup membuat siapapun tersentuh hanya karena sebatang sabun. Emotionally raw dan brutally terrifying, 12 Years a Slave memang sama sekali tak nyaman untuk dilihat, dan mungkin pula bukanlah tipe film yang akan anda tonton berkali-kali, tapi sekali anda menontonnya, anda tak akan pernah dapat melupakannya.


#1. Gravity | Directed by Alfonso Cuaron | Written by Alfonso Cuaron adna Jonas Cuaron 
Luar angkasa adalah predator dari segala predator. Kosong dan tak berdinding, namun ia punya kekuatan yang bahkan dapat membuat predator terkuat di bumi hancur berkeping-keping, dan itulah yang anda lihat dari Gravity. Memang tak ada yang mampu mendeskripsikan kata 'breathtaking' sesempurna Gravity, baik secara harfiah maupun istilah. Dengan luapan tensi berkobar-kobar tanpa henti yang sanggup membuat siapapun mencengkram kursi sekuat-kuatnya bahkan hingga mengalami 'asma' sesaat sepanjang film, ia tetap sukses mengemasnya dengan 'bungkus' anggun nan cantik.  Balutan sinematografi, musik, dan efek visualnya yang revolusioner bukan penyedap lagi, melainkan berubah fungsi menjadi nyawa yang amat vital. Sementara itu, Bullock hadir dengan ketakutan nyata, menjadi penentu kesuksesan perjalanan emosional seorang manusia yang menolak untuk mengalah, lebih dari sekedar kisah 'survival'. Di tangan Cuaron, Gravity bukan lagi berperan sebagai mesin teror belaka, tapi juga penyebar harapan hidup dan perjalanan manusia menaklukan ketakutannya sendiri yang dibungkus dengan visual maha indah, yang melahirkan salah satu pengalaman sinematik terpenting dalam sejarah perfilman dunia. Dan karena semua itulah, karya super ambisius ini layak untuk dapat berdiri di tempat ini.

Monday, January 13, 2014

Tagged under: , , , , , , , , , , , , , , , ,

[Part 1] 2013: 25 Best Movies


Tahun 2013 telah berakhir, dan rupanya mampu menjadi tahun penuh kebaikan bagi industri perfilman. Meski minim film superhero yang meledak di tahun-tahun sebelumnya, 2013 tetap dipenuhi film blockbuster penuh aksi, sekuel yang membawa banyak kisah gembira, komedi pengocok perut, horor yang kembali pada hakikatnya, biopik-biopik megah, drama-drama kompleks nan menyentuh, hingga thriller yang tak pernah kehabisan akal untuk memacu adrenalin. Dan, dari banyaknya film yang rilis tahun lalu, saya telah merangkum bagian 1 dari total 25 film terbaik dari yang terbaik (click here for part 2).



Namun, sebelum memasuki 25 film terbaik 2013 lalu, inilah film-film terbaik lain yang dengan sangat terpaksa, harus saya 'buang', in random order. Ada Frozen, animasi musikal dari Disney yang mampu menggebrak naratif dongeng tentang kekuatan cinta sejati, Saving Mr. Banks, di mana Walt Disney dan P. L. Travers tampil dalam 1 frame dengan Emma Thompson yang sempurna, komedi penuh petualangan menyenangkan yang dikemas dalam akhir dari trilogi Cornetto The World's End, drama southern Mud yang penuh kejujuran dan cast bertalenta, serta The Place Beyond the Pines, sebuah drama 'estafet' memukau yang mengungkap kisah masa lalu.

And, here they are!

#25. The Hobbit: The Desolation of Smaug | Directed by Peter Jackson | Written by Fran Walsh, Philippa Boyens, Peter Jackson, and Guillermo del Toro
Mengadaptasi sebuah novel menjadi 3 film mungkin bisa dibilang hanyalah langkah untuk menggeruk dollar sebanyak-banyaknya. Memang benar, namun tak ada yang mampu menutup pesona sekuel kedua dari prekuel saga The Lord of the Rings ini. Di samping durasinya yang kelewat panjang dan beberapa keputusannya untuk berlama-lama pada bagian tertentu, Peter Jackson has done his job very well. Strategi 'menyembunyikan' sang naga untuk durasi yang sangat lama jelas berhasil, terlebih dengan karisma Benedict Cumberbatch yang bahkan tak tertutupi meski telah berubah wujud menjadi seekor naga tamak. Dengan aksi yang lebih membabi buta dan menyenangkan ketimbang The Unexpected Journey, Peter Jackson mampu membuat penonton melewati 161 menit tanpa benar-benar merasakan bahwa mereka sebenarnya telah menghabiskan waktu selama itu.


#24. The Conjuring | Directed by James Wan | Written by Chad Heayed and Carey
Secara cerita, The Conjuring memang tak menghadirkan jalan cerita horor modern yang out-of-the-box, sebaliknya, lewat kisahnya, ia mencoba menghidupkan kembali sentuhan-sentuhan horor klasik, dan itu berhasil! Dengan pengarahan yang mampu menyesaki ruangan dengan aroma mistis, James Wan mengarahkan penonton ke sebuah perjalanan mengerikan dan mencekam yang dibangunnya secara solid tiap waktu berlalu dengan menawarkan teror-teror kreatif dan efektif. Dengan denyutan old-school-nya yang mengalir deras, The Conjuring bukanlah hanya homage horor 1970'an untuk bernostalgia ria, tapi juga sebuah karya horor sejati sesak kengerian yang mampu melaksanakan tugas utamanya dengan sangat baik: meneror sekaligus menghibur penonton. 


#23. Rush | Directed by Ron Howard | Written by Peter Morgan
Rush hidup berkat rivalitas antara James Hunt (Chris Hemsworth) dengan Niki Lauda (Daniel Bruhl) yang dibangun Ron Howard dengan begitu mantap. Dengan aksen kentalnya, Daniel Bruhl berhasil memberi nyawa pada karakternya, sekaligus menghidupkan chemistry frenemy-nya dengan Chris Hemsworth yang flamboyan. Tak berhenti di situ, setiap racing sequences mampu dieksekusi dengan penuh hentakan ketegangan yang tertata baik setiap menitnya. Rush adalah rivalitas manis yang menawarkan banyak ketegangan dan keseruan luar biasa, sebuah biopik yang tak hanya mampu menggali setiap karakternya dengan baik, namun juga membawa setiap penonton pada sebuah jalinan antar karakter yang terikat kokoh. Dengan Rush yang extremely lovable and well-executed ini, jangan pernah Anda ragukan kualitas seorang Ron Howard.


#22. Star Trek Into Darkness | Directed by J.J. Abrams | Written by Roberto Orci, Alex Kurtzman, and Damon Lindelof
Seri Star Trek kembali menunjukkan taringnya. Selepas Star Trek yang memukau, kini Star Trek Into Darkness kembali dengan hasil yang tak kalah memukaunya. Masih dengan skrip yang tertata baik, kini Spock mendapat sorotan lebih berkat kesempatannya untuk menunjukkan sisi emosionalnya, selagi membangun persahabatan manis dengan sang Kapten Kirk. Selepas semua itu, ternyata Star Trek masih belum kehilangan 'gigitannya'. Ditambah dengan Cumberbatch yang sesak akan pesona tak terbantahkan, visual yang tak usah dipertanyakan lagi, serta sekuen aksi yang penuh suntikan adrenalin, ini adalah contoh sekuel yang mampu tampil dengan cerdas sekaligus menghibur. Dan, ya, kita juga harus bersyukur, karena pada akhirnya, Star Trek Into Darkness ternyata tak membawa franchise ini ke dalam 'kegelapan' seperti judulnya.


#21. The Hunger Games: Catching Fire | Directed by Francis Lawrence | Written by Simon Beaufoy and Michael Arndt
Oke, di luar sebanyak apa 'inspirasi' film serta novel asalnya ini dari film asal Jepang, Battle Royale, seri pertamanya memang sangat menghibur. Seri kedua, kini ia memberi kejutan. Hadir dengan penceritaan yang lebih dewasa sekaligus matang, sekuel ini mampu memberi karakter yang lebih tereksplorasi, departemen akting yang lebih memukau, serta dengan drama yang lebih humanis plus kisah cinta segitiganya, walaupun ada beberapa bagian yang telah kita lihat sebelumnya di seri pertamanya. Di tengah ritme penceritaan yang lebih lambat dan kelam dibanding pendahulunya, Jennifer Lawrence kembali menunjukkan talentanya yang luar biasa sebagai heroin yang dipuja-puja. Sebuah perpaduan antara drama berbalut satir pemberontakan terhadap penguasa, action-packed, serta science fiction, jelas sudah, ini adalah pencapaian luar biasa jika dibandingkan pendahulunya.


#20. Frances Ha | Directed by Noah Baumbach | Written by Noah Baumbach and Greta Gerwig
Naratifnya yang penuh tikungan tajam mungkin berpotensi untuk membingungkan, namun dengan kesederhanaan dan keluguannya, Frances Ha rupanya mampu menjadi salah satu film terbaik tahun ini. Menceritakan sisi lain dari kehidupan New York yang jauh dari kesan glamor, Greta Gerwig tak hanya berhasil di naskah yang ia tulis, tapi sebagai Frances yang konyol, awkward, dan penuh kemalangan, rasanya tak ada yang mampu melakukan hal tersebut lebih baik darinya. Dengan banyak pengaruh Woody Allen, Frances Ha tampil unik dengan usahanya yang berhasil menjadi tontonan kocak nan sederhana, tanpa pernah berusaha terlalu keras untuk menjadi kocak. Tak banyak macam-macam, Frances Ha adalah drama komedi penuh kehangatan yang dibungkus dalam kesederhanaan, dan di saat yang sama, mampu membawa aroma nostalgia yang menyenangkan. 


#19. Fruitvale Station | Directed by Ryan Coogler | Written by Ryan Coogler
Kalau anda tanyakan orang-orang momen terbaik dalam film apa saja di tahun 2013 ini, maka hampir dapat dipastikan, adegan penembakan Oscar Grant akan menjadi salah satunya. Bukan hanya karena para cast yang mampu memanfaatkan setiap detik dengan begitu baik, tapi juga karena tangan Ryan Coogler yang dengan cerdas memompa setiap ketegangan ke batas maksimal. Tapi, bukan berarti itu satu-satunya momen yang mampu mengangkat Fruitvale Station. Dari awal hingga akhir, Fruitvale Station mampu menceritakan setiap detiknya yang berharga dengan mulus. Ditambah trio aktingnya yang bersinar: Michael B. Jordan yang menghidupkan kemali Oscar yang tough sekaligus gentle, Melonie Diaz yang membangun chemistry kokohnya dengan Jordan, serta Octavia Spencer yang mampu memaksimalkan kehangatannya walau dengan durasi yang tak banyak. Sebuah 'rekonstruksi adegan' yang lebih dari sekedar mengulang apa yang telah terjadi, sebaliknya memilih untuk kembali menghidupkan kembali momen-momen tersebut dengan penuh kejujuran.


#18. Prisoners | Directed by | Written by Denis Villeneuve | Written by Aaron Guzikowski
Di antara banyaknya drama yang menghiasi 2013, Prisoners adalah salah satunya yang bersinar terang. Meninggalkan setiap penonton pada labirin konflik kompleks penuh tanda tanya di antara manusia-manusia 'tak berdosa', Prisoners membawa segala tema besar tentang dendam, dilema, keputusasaan, hingga kebobrokan moral ke sebuah perjalanan menegangkan bertabur kepingan puzzle yang berteriak untuk dipecahkan. Di jajaran cast-nya, Hugh Jackman tampil bersahaja sekaligus emosional, sementara Jake Gyllenhaal hadir sebagai sang badass. Dengan membawa sedikit aroma The Vanishing yang begitu sesak akan ketragisannya, Prisoners adalah sebuah 'petualangan' emosional betabur injeksi ketegangan yang sama sekali tak melelahkan di 2 jam lebih durasinya,


#17. All is Lost | Directed by J.C. Chandor | Written by J.C. Chandor
Life of Pi? Well, mungkin punya beberapa elemen mirip, namun jelas keduanya berbeda. Tak ada Richard Parker, setumpuk pisang yang mengapung, hingga pulau penuh meerkat. Yang ada, hanyalah Robert Redford yang hampir tak pernah berbicara, dan... lautan yang terhampar luas. Bermodal dialog dan monolognya yang kalau dihitung-hitung bahkan tak mencapai 45 baris dalam durasi 100 menitnya, All is Lost hidup berkat pengarahan penuh tensi dan hati dari J.C. Chandor serta penampilan Robert Redford yang menakjubkan. All is Lost adalah ketika semuanya hilang, hingga yang tersisa adalah jiwa untuk terus hidup, dan Redrofd berhasil untuk itu. Sunyi, sederhana, namun penuh nyawa, All is Lost adalah potret sempurna tentang jiwa setiap manusia.


#16. American Hustle | Directed by David O. Russel | Written by Eric Singer and David O. Russel
Diringi naskah berujung twist serta arahan David O. Russel, American Hustle melangkah dengan penuh percaya diri. Tapi, tetap saja, hal yang paling menarik hati adalah castnya yang begitu kuat. Christian Bale mampu menyajikan penampilan luar biasa plus satu lagi perubahan tubuh drastisnya. Sementara Bradley Cooper mampu membuktikan talentanya sekali lagi, tapi para pencuri scene ada di tangan sang 2 wanita, Amy Adams dan Jennifer Lawrence. Amy Adams, as usual, kembali memukau siapa saja lewat perannya sebagai penipu sensual dan Jennifer Lawrence, meski memerankan peran yang mengingatkan kita akan perannya dalam Silver Linings Playbook, ia tetap menakjubkan dengan peran penuh dialog witty ini. Sebagai sebuah film, ia memaparkan perjalanan manusia yang mendalam pada setiap karakternya, dan sebagai sebuah hiburan, ini adalah 138 menit penuh kekocakan yang energetic dan menyenangkan!


#15. Side Effects | Directed by Steven Soderbergh | Written by Scott Z. Burns
Dilihat dari bagaimana Steven Soderbergh mengemas Side Effects, memang banyak mengingatkan siapa saja terhadap film medical disaster-nya, Contagion. Namun, Side Effects jelas bukanlah Contagion. Dibanding Contagion yang lebih tenang, Side Effects adalah thriller psikologis yang lebih intens. Dengan lapisan-lapisan yang mampu ditata Soderbergh dengan sangat cerdas yang diisi pula oleh sentuhan kental a la Hitchcock, ini adalah sebuah bom waktu yang mampu memuntahkan segala misteri dan kejutan-kejutannya yang pintar dan kapan saja bisa mengelabui anda. Di lini depan, Rooney Mara tampil hebat, menambahkan satu lagi salah satu penampilan terbaik dalam filmografinya, bersamaan dengan performa baik yang juga ditunjukkan oleh Catherine Zeta-Jones, Jude Law, juga Channing Tatum. Penuh pompaan kejutan dan intensitas serta pendekatan psikologis maksimal, Side Effects kembali hadir sebagai salah satu karya terbaik Steven Soderbergh.


 #14. The Wolf of Wall Street | Directed by Martin Scorsese | Written by Terence Winter
Jadi, apa yang dilakukan Martin Scorsese setelah drama keluarga Hugo? Sebuah biografi nakal nan provokatif inilah jawabannya. Ya, memang sangat berbanding terbalik dengan yang ia lakukan sebelumnya, tapi Scorsese memang tak akan pernah bisa berhenti mengejutkan orang. Scorsese lagi-lagi memilih DiCaprio, dan ternyata merupakan keputusan tepat. DiCaprio, dengan kharisma besarnya, adalah seorang maniak sembrono dan penuh kedinamisan, terlebih ia dipasangkan dengan Jonah Hill yang tanpa disangka mampu membangun chemistry bromance yang hangat nan kocak. Naskahnya hadir dengan sentilan-sentilan humor dan dialog-dialog tajam dengan 'bungkus' budaya hedonisme yang melimpah-ruah, sementara Scorsese berhasil mengemasnya menjadi sebuah rollercoaster penuh tawa, infeksius, serta penuh menit-menit eksplosif. Dengan 3 jam durasinya, The Wolf of Wall Street mungkin akan lebih baik lagi jika lebih ringkas dalam bercerita, namun selama 3 jam itu pula, siapapun tak bisa menolak pesonanya.



#13. Blue Jasmine | Directed by Woody Allen | Written by Woody Allen
Di luar raihan 4 Oscarnya, Woody Allen sebenarnya merupakan sineas yang tak selalu konsisten dalam perjalanan karirnya. And, thank God, kali ini Blue Jasmine tak termasuk dalam salah satu karya inkonsistennya, bahkan jauh dari kata itu. Dengan kisah sederhananya, Blue Jasmine terbangun berkat naskahnya yang ditulis dengan sangat baik. Menitikberatkan masa-masa midlife crisis secara non-linear dengan sentuhan humor di sana-sini, Blue Jasmine adalah studi karakter luar biasa, yang diisi oleh cast berkualitas dan mampu dengan kokoh diarahkan oleh Woody Allen. Tapi, dari semua cast, Cate Blanchett lah yang paling bersinar. Dengan peran kompleksnya ini, ia mampu membuat dirinya dibenci, sekaligus dicintai. Penuh kebingungan dengan jiwanya yang labil, Blanchett menyajikan no-one-can-beat-her performance. Well, watch out, ladies, because Ms. Blanchett is coming to get her 2nd Oscar!

Dari sekuel penuh fantasi dan aksi menegangkan, The Hobbit: The Desolation of Samug, di posisi awal hingga kisah tentang wanita diambang kegilaan, Blue Jasmine, yang mendarat di angka 'sial', ini hanyalah segelintir film-film yang mampu menunjukkan kedahsyatannya di 2013. More is coming!