Thursday, December 26, 2013

Tagged under: , , , , , ,

[Review] Stories We Tell (2013)

"When you're in the middle of a story, it isn't a story at all but rather a confusion, a dark roaring, a blindness, a wreckage of shattered glass and splintered wood, like a house in a whirlwind or else a boat crushed by the icebergs or swept over the rapids, and all aboard are powerless to stop it. It's only afterwards that it becomes anything like a story at all, when you're telling it to yourself or someone else." ~ Michael Polley

Sebagai seorang sutradara hebat, sudah tentu juga merupakan seorang pencerita hebat. Di daratan Kanada, Sarah Polley adalah salah satunya. Memulai karir dari berakting, hingga merambah dunia sutradara dan skenario, membuktikan talenta sineas wanita satu ini. Dari Take This Waltz hingga highly-acclaimed Away From Her, Sarah Polley makin menancapkan taringnya sebagai salah satu orang belakang layar paling berbakat di industri perfilman.

Setelah menyutradarai Take This Waltz, kini ia kembali menjadi 'nahkoda'. Bukan tipikal film yang ia biasa buat, melainkan sebuah film dokumenter. Bedanya lagi, ini adalah suatu 'bahtera' yang amat personal baginya, karena seluruh proses pembuatan melibatkan dirinya sendiri. Bukan hanya sekedar sutradara ataupun penulis, tapi cerita yang dihadirkan memang bagian dari masa lalunya. Oh, bukan hanya melibatkan dirinya sendiri, tapi juga seluruh keluarga dan kerabat terdekatnya. Menarik?


Dengan narasi yang dibacakan oleh sang ayah, Michael Polley, yang ditemani oleh permainan piano berirama folk, film ini dimulai. Narasi dan musik berhenti, berganti memperlihatkan duo ayah-anak tersebut berjalan menyusuri anak tangga menuju studio, kemudian terus berganti memperlihatkan persiapan para keluarga dan kerabatnya untuk menjalani interview. Tapi ini semua masih permulaan, di mana semuanya mulai dibuka lembar demi lembar secara perlahan. Tapi, apa yang akan dikuak?

Dari situ, kita diperkenalkan dengan Diane Polley, aktris sekaligus mendiang ibu Sarah yang telah meninggal akibat peyakit kanker ketika Sarah masih berusia 11 tahun. Secara perlahan dan kronologis, satu persatu mulai angkat bicara, menceritakan perspektifnya masing-masing mengenai masa lalu mereka bersama Diane. Berawal dari Diane inilah, akan terkuak hal lain yang akan mengubah kehidupan keluarga ini selamanya. Di angkat dari kisah dan rahasia nyata dalam lingkar keluarganya sendiri, Sarah Polley mengajak kita menginvestigasi masa lalunya, menelusuri fakta yang tertinggal dan terkubur bahkan sebelum dirinya lahir, dan akan menguak fakta tersebut dari salah satu kemampuan vital manusia: memori.


Ada yang istimewa dari dokumenter ini. Modal utama yang paling diperlukan sepanjang film ini bukanlah mata, melainkan telinga. Kekuatan sebenarnya terletak pada bagaimana setiap orang terdekat dalam kehidupan sang sineas bercerita. Tanpa cangung, para pencerita menceritakan lapis demi lapis kebenaran dari masa lalu, menjadi satu-satunya kunci untuk membuka kotak pandora berisi rahasia yang perlahan terbuka, bahkan membuat kisah keluarga ini bak thriller misteri intens yang berpacu dengan waktu, sekalipun yang ada hanyalah keluarga dan kerabat Polley yang berbicara dan terus berbicara. Para 'storytellers' ini menceritakan cerita mereka lewat memori, perasaan, serta penglihatan, yang kemudian disalurkan lewat kata-kata yang pernuh detail dan emosi, namun tanpa kesan dipaksakan, yang akhirnya mampu menggambarkan segala kejadian dengan sempurna yang selalu berujung tanda tanya. Ya, mendengar mereka berbicara sepanjang film ternyata sama sekali tak membosankan!

Memuji Stories We Tell, bukan berarti hanya memuji para pencerita, karena di balik semuanya terdapat nama Sarah Polley, sang sutradara asal Kanada, sekaligus sebagai salah satu sentral film. Ya, dan bersyukurlah karena ini semua terjadi di kehidupan Sarah Polley. Bayangkan saja, di tangan yang salah, alih-alih menjadi sebuah dokumenter memikat, Stories We Tell malah akan menjadi sebuah tayangan opera sabun dengan klise yang tak ada habisnya. Untunglah, dengan kemampuannya, Sarah Polley mampu membangun Stories We Tell secara perlahan, dengan misteri dan tensi yang makin berkembang dengan sedikit twist di dalamnya, serta dengan tambahan narasinya yang mantap penuh tanaman filosofis. Hasilnya, ia mampu 'mempermainkan' setiap pikiran penonton, mengajak semua untuk berspekulasi, membiarkan otak bekerja sekaligus bertanya-tanya, dan membuat siapapun terpana oleh bagaimana setiap memori manusia bekerja.


Menceritakan suatu peristiwa hanya dari satu sudut pandang, mungkin akan terasa lebih mudah. Namun, meski lebih rumit, menceritakan suatu peristiwa dari kepala yang berbeda-beda akan membuat cerita itu menjadi lebih istimewa, dan itulah yang dilakukan Sarah Polley dalam film ini. Dengan berbagai perspektif yang berbeda ini, Polley dengan sukses merangkainya menjadi sebuah cerita yang bukan hanya solid, tetapi juga thoughtful, bahkan kadang menimbulkan beberapa misteri baru, tetapi di situlah letak kelebihannya. Pada akhirnya, Polley tidakalah menjadikan filmnya ini sebagai gabungan pandangan semata, tapi menjadi berbagai perspektif kisah yang saling melengkapi satu sama lainnya, dan itulah yang membuat Stories We Tell menjadi lebih, lebih istimewa..

Stories We Tell juga mempunya beberapa adegan rekonstruksi yang tak kalah solidnya, yang diperankan oleh para aktor. Bekerja sama dengan sinematografer Iris Ng, Sarah Polley mampu menghidupkan kembali atmosfer masa lalu, membawa kembali kehidupan Diane Polley yang terpatri rapi di layar, lengkap dengan sinematografi retro nan minimalis. Pujian tertinggi juga patut diberikan kepada Rebecca Jenkins, pemeran Diane Polley. Amat sesuai dengan deskripsi para storytellers, kita dapat melihat sifatnya yang periang, doyan berpesta, sesosok hidup yang benar-benar menikmati hidup, hingga di saat ia harus menjalani fase-fase berat dalam hidupnya, ketika ia merasa kesepian, dan ketika ia dihadapi oleh kenyataan yang mengharuskannya untuk menutupnya dari semua orang. Kita semua tahu bahwa yang tersenyum riang di layar bukanlah sosok Diane yang asli (well, mungkin tidak semua), namun penonton dapat merasakan kehadiran Diane dari seorang Jenkins, seperti ia benar-benar bangkit dari kematiannya.


Memperlihatkan salah satu sifat natural manusia, Polley dengan sukses menyusun setiap kisah, membentuknya menjadi sebuah naratif mengagumkan. Stories We Tell memiliki 'misteri' yang tidak seperti yang kita lihat di mana pun, berawal dari kisah masa lalu keluarga yang ia bangun bata demi bata, menghasilkan tanda tanya nyata, dan di pertengahan, membuyarkan pikiran sejenak dengan fakta sederhananya, namun entah mengapa, sangat mengejutkan bagi saya. Ya, siapa sangka, 'bermain' dengan memori kita sendiri bisa menghasilkan hal semenarik ini?

Tapi, yang jelas, ini adalah sebuah dokumenter yang sangat personal, jujur, namun tetap dapat membuatnya menarik dan unik sembari berdiri tegak dengan kesederhanaannya. Naratifnya menggambarkan segala aspek penting dalam setiap kehidupan manusia. Dengan segala detailnya, Polley sukses membawa penonton dalam kekuatan sebuah memori, bagaimana setiap kisah berpengaruh besar terhadap kehidupan, hingga mengungkapkan segala rahasia secara mendalam, yang semuanya terbungkus dalam kehidupan keluarga sineas pembuatnya sendiri. Sebuah explorasi jempolan tentang kodrat manusia di mana setiap kisah dan kata yang mengalir membangun tensi dengan sempurna, membentuk kisah menyejukkan, menghenyakkan, mengejutkan, sekaligus menyentuh, membawa kita ke sebuah labirin penuh tanya, sekaligus menunjukkan bahwa kenyataan merupakan misteri yang tak kenal henti. Bravo!


Monday, December 16, 2013

Tagged under: , , , , , , , , , , , , , ,

[List] 19th Critics' Choice Awards Nominations


Selangkah lebih dekat dengan Oscar, kini giliran Critics' Choice Awards yang mengumumkan nominasi film terbaik tahun ini. Dengan 13 nominasi, American Hustle serta 12 Years a Slave memimpin perolehan nominasi, termasuk Best Picture dan Best Director. Di belakangnya, ada Gravity, yang juga dinominasikan untuk Best Picture, Best Director, dan Best Actress, sukses meraup 10 nominasi secara keseluruhan. Selain ketiga film tadi, kategori Best Picture ini diisi pula oleh 7 film lain, yaitu Captain Phillips, Dallas Buyers, Club, Her, Inside Llewyn Davis, Nebraska, Saving Mr. Banks, dan The Wolf of Wall Street. Di ranah Best Director, diisi oleh 6 nama, yaitu Alfonso Cuaron (Gravity), David O. Russell (American Hustle), Steve McQueen (12 Years a Slave), Spike Jonze (Her), Paul Greengrass (Captain Phillips), dan Martin Scorsese (The Wolf of Wall Street). 

Di kategori dengan genre-genre spesifik seperti komedi, horor/sci-fi, dan action, muncul beberapa keanehan. Datang dari Sandra Bullock (Gravity) yang dinominasikan untuk Best Actress in An Action Movie juga nama Leonardo DiCaprio (The Wolf of Wall Street) di Best Actor in A Comedy, namun anehnya, Gravity tidak dinominasikan untuk Best Action Movie dan The Wolf of Wall Street yang juga absen di Best Comedy, padahal keduanya pun mendapat nominasi untuk Best Picture. Di samping keanehan tersebut, CCA kali ini juga diisi oleh kejutan menyenangkan. Salah satunya datang dari Scarlett Johansson. Walaupun beberapa waktu lalu, ia tak mendapat nominasi Golden Globe, kini lewat peran 'tak terlihat' alias peran voiceover-nya dalam Her, ia dinominasikan untuk Best Supporting Actress. Kemungkinan pula, juga akan dinominasikan untuk Best Supporting Actress di Oscar nanti, dan menjadi peran voiceover pertama yang pernah dinominasikan dalam sejarah Academy Awards. Berikut daftar lengkap nominasi Critics' Choice Awards 2014 yang akan digelar pada 16 Januari mendatang.

BEST PICTURE
American Hustle
Captain Phillips
Dallas Buyers Club
Gravity
Her
Inside Llewyn Davis
Nebraska
Saving Mr. Banks
12 Years a Slave
The Wolf of Wall Street

BEST ACTOR
Christian Bale - American Hustle
Bruce Dern - Nebraska
Chiwetel Ejiofor - 12 Years a Slave
Tom Hanks - Captain Phillips
Matthew McConaughey - Dallas Buyers Club
Robert Redford - All Is Lost

BEST ACTRESS
Cate Blanchett - Blue Jasmine
Sandra Bullock - Gravity
Judi Dench - Philomena
Brie Larson - Short Term 12
Meryl Streep - August: Osage County
Emma Thompson - Saving Mr. Banks

BEST SUPPORTING ACTOR
Barkhad Abdi - Captain Phillips
Daniel Bruhl - Rush
Bradley Cooper - American Hustle
Michael Fassbender - 12 Years a Slave
James Gandolfini - Enough Said
Jared Leto - Dallas Buyers Club

BEST SUPPORTING ACTRESS
Scarlett Johansson - Her
Jennifer Lawrence - American Hustle
Lupita Nyong'o - 12 Years a Slave
Julia Roberts - August: Osage County
June Squibb - Nebraska
Oprah Winfrey - Lee Daniels' The Butler

BEST YOUNG ACTOR/ACTRESS
Asa Butterfield - Ender's Game
Adele Exarchopoulos - Blue Is the Warmest Color
Liam James - The Way Way Back
Sophie Nelisse - The Book Thief
Tye Sheridan - Mud

BEST ACTING ENSEMBLE
American Hustle
August: Osage County
Lee Daniels' The Butler
Nebraska
12 Years a Slave
The Wolf of Wall Street

BEST DIRECTOR
Alfonso Cuaron - Gravity
Paul Greengrass - Captain Phillips
Spike Jonze - Her
Steve McQueen - 12 Years a Slave
David O. Russell - American Hustle
Martin Scorsese - The Wolf of Wall Street

BEST ORIGINAL SCREENPLAY
Eric Singer and David O. Russell - American Hustle
Woody Allen - Blue Jasmine
Spike Jonze - Her
Joel Coen & Ethan Coen - Inside Llewyn Davis
Bob Nelson - Nebraska

BEST ADAPTED SCREENPLAY
Tracy Letts - August: Osage County
Richard Linklater & Julie Delpy & Ethan Hawke - Before Midnight
Billy Ray - Captain Phillips
Steve Coogan and Jeff Pope - Philomena
John Ridley - 12 Years a Slave
Terence Winter - The Wolf of Wall Street

BEST CINEMATOGRAPHY
Emmanuel Lubezki - Gravity
Bruno Delbonnel - Inside Llewyn Davis
Phedon Papamichael - Nebraska
Roger Deakins - Prisoners
Sean Bobbitt - 12 Years a Slave

BEST ART DIRECTION
Andy Nicholson (Production Designer), Rosie Goodwin (Set Decorator) - Gravity
Catherine Martin (Production Designer), Beverley Dunn (Set Decorator) - The Great Gatsby
K.K. Barrett (Production Designer), Gene Serdena (Set Decorator) - Her
Dan Hennah (Production Designer), Ra Vincent (Set Decorator) - The Hobbit: The Desolation of Smaug
Adam Stockhausen (Production Designer), Alice Baker (Set Decorator) - 12 Years a Slave

BEST EDITING
Alan Baumgarten, Jay Cassidy, Crispin Struthers - American Hustle
Christopher Rouse - Captain Phillips
Alfonso Cuarón, Mark Sanger - Gravity
Daniel P. Hanley, Mike Hill - Rush
Joe Walker - 12 Years a Slave
Thelma Schoonmaker - The Wolf of Wall Street

BEST COSTUME DESIGN
Michael Wilkinson - American Hustle
Catherine Martin - The Great Gatsby
Bob Buck, Lesley Burkes-Harding, Ann Maskrey, Richard Taylor - The Hobbit: The Desolation of Smaug
Daniel Orlandi - Saving Mr. Banks
Patricia Norris - 12 Years a Slave

BEST MAKEUP
American Hustle
The Hobbit: The Desolation of Smaug
Lee Daniels' The Butler
Rush
12 Years a Slave

BEST VISUAL EFFECTS
Gravity
The Hobbit: The Desolation of Smaug
Iron Man 3
Pacific Rim
Star Trek into Darkness

BEST ANIMATED FEATURE
The Croods
Despicable Me 2
Frozen
Monsters University
The Wind Rises

BEST ACTION MOVIE
The Hunger Games: Catching Fire
Iron Man 3
Lone Survivor
Rush
Star Trek into Darkness

BEST ACTOR IN AN ACTION MOVIE
Henry Cavill - Man of Steel
Robert Downey Jr. - Iron Man 3
Brad Pitt - World War Z
Mark Wahlberg - Lone Survivor

BEST ACTRESS IN AN ACTION MOVIE
Sandra Bullock - Gravity
Jennifer Lawrence - The Hunger Games: Catching Fire
Evangeline Lilly - The Hobbit: The Desolation of Smaug
Gwyneth Paltrow - Iron Man 3

BEST COMEDY
American Hustle
Enough Said
The Heat
This Is the End
The Way Way Back
The World's End

BEST ACTOR IN A COMEDY
Christian Bale - American Hustle
Leonardo DiCaprio - The Wolf of Wall Street
James Gandolfini - Enough Said
Simon Pegg - The World's End
Sam Rockwell - The Way Way Back

BEST ACTRESS IN A COMEDY
Amy Adams - American Hustle
Sandra Bullock - The Heat
Greta Gerwig - Frances Ha
Julia Louis-Dreyfus - Enough Said
Melissa McCarthy - The Heat

BEST SCI-FI/HORROR MOVIE
The Conjuring
Gravity
Star Trek into Darkness
World War Z

BEST FOREIGN LANGUAGE FILM
Blue Is the Warmest Color
The Great Beauty
The Hunt
The Past
Wadjda

BEST DOCUMENTARY FEATURE
The Act of Killing
Blackfish
Stories We Tell
Tim's Vermeer
20 Feet from Stardom

BEST SONG
Atlas - Coldplay - The Hunger Games: Catching Fire
Happy - Pharrell Williams - Despicable Me 2
Let It Go - Robert Lopez and Kristen Anderson-Lopez - Frozen
Ordinary Love - U2 - Mandela: Long Walk to Freedom
Please Mr. Kennedy - Justin Timberlake/Oscar Isaac/Adam Driver - Inside Llewyn Davis
Young and Beautiful - Lana Del Rey - The Great Gatsby

BEST SCORE
Steven Price - Gravity
Arcade Fire - Her
Thomas Newman - Saving Mr. Banks
Hans Zimmer - 12 Years a Slave

Friday, December 13, 2013

Tagged under: , , , , , , , , , ,

[List] 71st Golden Globes Nominations!


Selepas SAG yang  baru saja mengumumkan daftar calon pengangkat piala mereka, kini saatnya Golden Globe yang juga baru saja mengumumkan daftar para film dan TV series unggulan versi mereka. Drama perbudakan, 12 Years a Slave, serta drama kriminal bertabur bintang, American Hustle, memimpin perolehan nominasi dengan 7 nominasi. Sedangkan, ada Nebraska dari Alexander Payne yang menggenggam 5 nominasi, diikuti thriller cerdas berlatar luar angkasa, Gravity, serta kisah pembajakan kapal oleh perompak Somalia, Captain Phillips, yang masing-masing mendapat 4 nominasi. Sebaliknya, judul-judul unggulan lain seperti The Butler dan Fruitvale Station ditelantarkan begitu saja, bahkan di kategori di mana kedua film ini dianggap memiliki kesempatan besar untuk menang, yaitu aktris pendukung terbaik, yang bisa saja dimenangkan oleh Oprah Winfrey atau Octavia Spencer. Sementara Frozen boleh bernapas lega karena hampir pasti film ini akan memenangkan kategori Best Animated Film, film animasi Studio Ghibli asal Jepang yang bisa dibilang merupakan kompetitor terberat Frozen, The Wind Rises, secara mengejutkan tidak masuk kategori Best Animated Film, melainkan masuk dalam kategori Best Foreign Languange Film, bersama film seperti The Hunt, The Past, dan pemenang Palme d'Or, Blue is the Warmest Color. 

Di ranah pertelevisian, secara mengejutkan pula, Homeland harus menerima kekosongan nominasinya tahun ini, bahkan termasuk Mandy Patinkin yang absen dalam Best Supporting Actor serta nama Claire Danes yang hilang dari kategori Best Actress. Kabar baiknya, Tatiana Maslany dari Orphan Black, yang telah memukau semua orang dengan memerankan 7 karakter sekaligus dengan sifat sangat berbeda satu sama lainnya, yang juga telah 'dibuang' oleh SAG dan Emmy, kini dapat tersenyum lega dengan nominasinya. Sementara itu, walaupun masih mendapat 2 nominasi untuk Best Mini-Series dan Best Actress, semua orang tetap menyayangkan absennya nama Kathy Bathes yang bermain apik dalam peran pendukungnya sebagai wanita rasis yang tak bisa mati di American Horror Story: Coven. Anyway, sampai jumpa lagi dengan Tina Fey dan Amy Poehler di 12 Januari nanti!

BEST MOTION PICTURE – DRAMA
12 Years a Slave
Captain Phillips
Philomena
Rush

BEST PERFORMANCE BY AN ACTRESS IN A MOTION PICTURE – DRAMA
Cate Blanchett – Blue Jasmine
Sandra Bullock – Gravity
Judi Dench – Philomena
Emma Thompson – Saving Mr. Banks
Kate Winslet – Labor Day

BEST PERFORMANCE BY AN ACTOR IN A MOTION PICTURE – DRAMA
Chiwetel Ejiofor – 12 Years a Slave
Idris Elba – Mandela: Long Walk to Freedom
Tom Hanks – Captain Phillips
Matthew McConaughey – Dallas Buyers Club
Robert Redford – All Is Lost

BEST MOTION PICTURE – COMEDY OR MUSICAL
American Hustle
Her
Lleywn
Nebraska
The Wolf Of Wall Street

BEST PERFORMANCE BY AN ACTRESS IN A MOTION PICTURE – COMEDY OR MUSICAL
Amy Adams – American Hustle
Julie Delpy – Before Midnight
Greta Gerwig – Frances Ha
Julia Dreyfus – Enough Said
Meryl Streep – August: Osage County

BEST PERFORMANCE BY AN ACTOR IN A MOTION PICTURE – COMEDY OR MUSICAL
Christian Bale – American Hustle
Bruce Dern – Nebraska
Oscar Isaac – Inside Llewyn Davis
Leonardo DiCaprio – The Wolf of Wall Street
Joaquin Phoenix – Her

BEST ANIMATED FEATURE FILM
Despicable Me 2
Frozen

BEST FOREIGN LANGUAGE FILM
Blue is the Warmest Color
The Great Beauty
The Hunt
The Past
The Wind Rises

BEST PERFORMANCE BY AN ACTRESS IN A SUPPORTING ROLE IN A MOTION PICTURE
Sally Hawkins – Blue Jasmine
Jennifer Lawrience – American Hustle
Lupita Nyong’o – 12 Years a Slave
Julia Roberts – August: Osage County
June Squibb – Nebraska

BEST PERFORMANCE BY AN ACTOR IN A SUPPORTING ROLE IN A MOTION PICTURE
Barkhad Abdi – Captain Phillips
Daniel Brühl – Rush
Michael Fassbender – 12 Years a Slave
Bradley Cooper – American Hustle
Jared Leto – Dallas Buyers Club

BEST DIRECTOR – MOTION PICTURE
Alfonso Cuaron – Gravity
Paul Greengrass – Captain Phillips
Steve McQueen – 12 Years a Slave
Alexander Payne – Nebraska
David O. Russell – American Hustle

BEST SCREENPLAY – MOTION PICTURE
Her – Spike Jonze
Nebraska – Bob Nelson
Philomena – Jeff Pope, Steve Coogan
12 Years A Slave – John Ridley
American Hustle – Eric Warren Singer, David O. Russell

BEST ORIGINAL SCORE – MOTION PICTURE
Alex Ebert – All Is Lost
Alex Heffes – Mandela: Long Walk To Freedom
John WIlliams – The Book Thief
Hans Zimmer – 12 Years A Slave
Steven Price – Gravity

BEST ORIGINAL SONG – MOTION PICTURE
Atlas – Hunger Games: Catching Fire
Let It Go – Frozen
Ordinary Love – Mandela
Please Mr Kennedy – Inside Llewyn Davis
Sweeter Than Fiction – One Chance

BEST TELEVISION SERIES – DRAMA
Breaking Bad
Downton Abbey
The Good Wife
House Of Cards
Masters Of Sex

BEST PERFORMANCE BY AN ACTRESS IN A TELEVISION SERIES – DRAMA
Julianna Nargulies – The Good Wife
Tatiana Maslany – Orphan Black
Taylor Schilling – Orange Is The New Black
Kerry Washington – Scandal
Robin Wright – House Of Cards

BEST PERFORMANCE BY AN ACTOR IN A TELEVISION SERIES – DRAMA
Bryan Cranston – Breaking Bad
Liev Schreiber – Ray Donovan
Michael Sheen – Masters of Sex
Kevin Spacey – House of Cards
James Spader – The Blacklist

BEST TELEVISION SERIES – COMEDY OR MUSICAL
The Big Bang Theory
Brooklyn Nine-Nine
Girls
Modern Family
Parks & Recreation

BEST PERFORMANCE BY AN ACTRESS IN A TELEVISION SERIES – COMEDY OR MUSICAL
Zooey Deschanel – New Girl
Lena Dunham – Girls
Edie Falco – Nurse Jackie
Julia Louis-Dreyfus – Veep
Amy Poehler – Parks & Recreation

BEST PERFORMANCE BY AN ACTOR IN A TELEVISION SERIES – COMEDY OR MUSICAL
Jason Bateman – Arrested Development
Don Cheadle – House of Lies
Michael J. Fox – The Michael J. Fox Show
Jim Parsons – The Big Bang Theory
Andy Samberg – Brooklyn Nine-Nine

BEST MINI-SERIES OR MOTION PICTURE MADE FOR TELEVISION
American Horror Story: Coven
Behind The Candelabra
Dancing on the Edge
Top of the Lake
White Queen

BEST PERFORMANCE BY AN ACTRESS IN A MINI-SERIES OR MOTION PICTURE MADE FOR TELEVISION
Helena Bonham Carter – Burton and Taylor
Rebecca Ferguson – White Queen
Jessica Lange – American Horror Story: Coven
Helen Mirren – Phil Spector
Elisabeth Moss – Top of the Lake

BEST PERFORMANCE BY AN SUPPORTING ACTOR IN A MINI-SERIES OR MOTION PICTURE MADE FOR TELEVISION
Josh Charles – The Good Wife
Rob Lowe – Behind the Candelabra
Aaron Paul – Breaking Bad
Corey Stoll – House of Cards
Jon Voight – Ray Donovan

BEST PERFORMANCE BY AN ACTRESS IN A SUPPORTING ROLE IN A SERIES – MINI-SERIES OR MOTION PICTURE MADE FOR TELEVISION
Jacqueline Bisset – Dancing on the Edge
Janet McTeer – The White Queen
Hayden Panettiere  – Nashville
Monica Potter – Parenthood
Sofia Vergara – Modern Family

BEST PERFORMANCE BY AN ACTOR IN A SERIES – MINI-SERIES OR MOTION PICTURE MADE FOR TELEVISION
Matt Damon – Behind the Candelabra
Michael Douglas – Behind the Candelabra
Chiwetel Ejiofor – Dancing on the Edge
Idris Elba – Luther
Al Pacino – Phil Spector

Wednesday, December 11, 2013

Tagged under: , , , , , , , ,

[SAG 2014] All the Nominees!


Memulai musim penghargaan yang akan dimulai tahun depan, ada Screen Actor Guild Awards yang baru saja merilis daftar nominasi bagi film-film dengan penampilan departemen akting terbaik untuk tahun 2013. Memimpin perolehan nominasi, ada drama tentang perbudakan, 12 Years A Slave yang mengantongi 4 nominasi, disusul oleh The Butler, August: Osage County, dan Dallas Buyers Club yang masing-masing memperoleh 3 nominasi. Dalam kategori yang paling ditunggu, Best Film Ensemble, muncul 5 judul, 12 Years a Slave, American Hustle, August: Osage County, The Butler, serta Dallas Buyers Club. Di ranah aktor utama terbaik, Forest Whitaker berhasil menggeser unggulan lainnya keluar dari daftar, seperti Robert Redford dalam All is Lost atau The Wolf of Wall Street yang dipimpin oleh nama besar Leonardo DiCaprio. Sementara itu, untuk kategori aktris terbaik, Cate Blanchett yang membintangi drama Blue Jasmine, yang juga digadang-gadang akan memenangi kategori ini, nampaknya bisa berlenggang dengan mulus ke atas podium, kecuali jika Sandra Bullock dalam Gravity, another critics' favorite, berhasil menyalipnya.

Beralih dari layar lebar ke layar kaca, Breaking Bad, The Big Bang Theory, juga Modern Family memimpin dengan 3 nominasi. Sementara itu, secara mengejutkan kita tak dapat melihat nama-nama seperti Damian Lewis dalam Homeland dan Aaron Paul dalam Breaking Bad dalam 5 aktor TV terbaik tahun ini. Hal yang sama juga terjadi pada Robin Williams dengan The Crazy Ones. Selanjutnya, ada Claire Danes yang dinominasikan dalam kategori aktris terbaik, dan kelihatannya akan memenangkannya lagi setelah tahun lalu, walaupun SAG kali ini mencampakkan nama Tatiana Maslany yang berpenampilan maksimal dalam Orphan Black. Berikut daftar lengkap para nominee dalam SAG Awards pada tahun mendatang.

BEST FILM ENSEMBLE
12 Years a Slave
American Hustle
August: Osage County
The Butler
Dallas Buyers Club

BEST FILM ACTOR
Bruce Dern - Nebraska
Chiwetel Ejiofor - 12 Years a Slave
Tom Hanks - Captain Phillips
Matthew McConaughey - Dallas Buyers Club
Forest Whitaker - The Butler

BEST FILM ACTRESS
Cate Blanchett - Blue Jasmine
Sandra Bullock - Gravity
Judi Dench - Philomena
Meryl Streep - August: Osage County
Emma Thompson - Saving Mr. Banks

BEST FILM SUPPORTING ACTOR
Barkhad Abdi - Captain Phillips
Daniel Bruhl - Rush
Michael Fassbender - 12 Years a Slave
James Gandolfini - Enough Said
Jared Leto - Dallas Buyers Club

BEST FILM SUPPORTING ACTRESS
Jennifer Lawrence - American Hustle
Lupita Nyong'o - 12 Years a Slave
Julia Roberts - August: Osage County
June Squibb - Nebraska
Oprah Winfrey - The Butler

BEST FILM STUNT ENSEMBLE
All is Lost
Fast & Furious 6
Lone Survivor
Rush
The Wolverine

BEST TV DRAMA ENSEMBLE
Boardwalk Empire
Breaking Bad
Downton Abbey
Game of Thrones
Homeland

BEST TV DRAMA ACTOR
Steve Buscemi - Boardwalk Empire
Bryan Cranston - Breaking Bad
Jeff Daniels - The Newsroom
Peter Dinklage - Game of Thrones
Kevin Spacey - House of Cards

BEST TV DRAMA ACTRESS
Claire Danes - Homeland
Anna Gunn - Breaking Bad
Jessica Lange - American Horror Story: Coven
Maggie Smith - Downton Abbey
Kerry Washington - Scandal

BEST TV COMEDY ENSEMBLE
Arrested Development
The Big Bang Theory
Modern Family
30 Rock
Veep

BEST TV COMEDY ACTOR
Alec Baldwin - 30 Rock
Jason Bateman - Arrested Development
Ty Burrell - Modern Family
Don Cheadle - House of Lies
Jim Parsons - The Big Bang Theory

BEST TV COMEDY ACTRESS
Mayim Bialik - The Big Bang Theory
Julie Bowen - Modern Family
Edie Falco - Nurse Jackie
Tina Fey - 30 Rock
Julia Louis-Dreyfus - Veep

BEST TV MOVIE/MINI ACTOR
Matt Damon - Behind the Candelabra
Michael Douglas - Behind the Candelabra
Jeremy Irons - The Hollow Crown
Rob Lowe - Killing Kennedy
Al Pacino - Phil Spector

BEST TV MOVIE/MINI ACTRESS
Angela Bassett - Betty and Coretta
Helena Bonham Carter - Burton and Taylor
Holly Hunter - Top of the Lake
Helen Mirren - Phil Spector
Elisabeth Moss - Top of the Lake

BEST TV STUNT ENSEMBLE
Boardwalk Empire
Breaking Bad
Game of Thrones
Homeland
The Walking Dead
Tagged under: , , , , ,

[Reviews] Frances Ha, Prisoners, & The Way Way Back (2013)


Tak ada kesamaan dari film-film ini sehingga saya memuatnya dalam satu post sekaligus, kecuali ketiga film ini rilis di tahun yang sama, dan ketiganya muncul dengan kualitas memuaskan. Tapi, karena lebih dari 1 bulan saya tak pernah menulis apapun, maka kali ini, tak ada salahnya jika saya menggabungkan ketiganya, kan?

Frances Ha
"Sometimes it's good to do what you're supposed to do when you're supposed to do it." ~ Frances
Banyak film yang terasa terlalu menuhankan kata New York, apalagi Manhattan. Tapi, yang satu ini beda. Dengan judul anehnya, Frances Ha, film ini mendeskripsikan kehidupan di kota apel raksasa ini lewat sudut pandang yang berbeda. Bukan lagi lewat seseorang penuh ambisi terhadap New York ataupun kisah sosialita penuh keglamoran. Ya, itu semua sudah basi. Ini adalah saatnya bagi seorang wanita 'semi tunawisma' yang berbicara.

Frances Halloway (Great Gerwig) mungkin merupakan satu di antara beberapa orang di New York yang tak seberuntung orang New York lain. Ia adalah seorang penari yang tinggal di sebuah apartemen, berdua dengan sahabat karibnya, Sophie (Mickey Sumner). Kehidupan mereka berdua memang terasa hangat tanpa ada masalah apapun, hingga pada suatu saat, salah satunya malah membuat masalah. Sophie memutuskan untuk pindah dengan kekasihnya, dan meninggalkan Frances di padang pasir luas tanpa tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Masalah keuangan yang kian hari makin membelitnya pun, membuat ia hampir tak berdaya. Sayangnya, bukan hanya ini masalahnya.


Cukup sulit memang untuk mengkategorikan film ini sebagai kisah 'coming-of-age', mengingat seluruh karakternya pun telah mencapai umur matang, namun rasanya tak ada yang mampu mendeskripsikan kisah seorang Frances Halloway ketimbang subgenre tersebut. Tapi, tak sulit bagi saya untuk langsung mencintai film ini, meski memang, film ini bukanlah everybody's cup of tea. Di posisi depan, ada Greta Gerwig yang bersinar, bukan hanya lewat peran utamanya sebagai wanita dewasa yang terperangkap dalam kisah 'pencarian' jati diri kompleks yang serba minimalis, namun juga menjadi bintang dalam naskah yang ia tulis bersama sang sutradra, Noah Baumbach. Di luar banyaknya drift-drift dalam naratif yang mungkin sedikit membingungkan, duo Baumbach dan Gerwig ini sukses menelurkan naskah dengan cerita penuh permasalahan pahit-manis, yang terbungkus dalam sebuah komedi sederhana dengan dialog-dialog jempolan. Tak hanya itu, dengan kemampuan duo ini, mereka juga berhasil menulis rangkain kisah sederhana, yang anehnya, tidak gampang untuk diterka. Di lapangan pun, Baumbach mampu mengemas Frances Ha menjadi tontonan yang menarik, energetic, dan witty, namun pada saat yang bersamaan pula, menjadi tontonan yang pada akhirnya memaksa otak untuk bekerja 'sedikit'. Datang silih berganti, Baumbach sekali lagi berhasil membungkus setiap lapisan kisah dengan kemasan simple yet sophisticated, tanpa membuat setiap konflik yang datang hanyalah terasa berfungsi sebagai tempelan magnet penghias kulkas belaka.

Dengan mengambil judul nama sang karakter utama, layaknya Annie Hall dari Woody Allen, Frances Ha memang mengambil sedikit terinspirasi dari film-film Woody Allen, walaupun tentu tak ada monolog ikonik seorang karakter yang berbicara 'langsung' pada penonton itu. Meskipun bukanlah sebuah romcom, pengaruh Woody Allen yang cukup kental dapat dilihat dari penggunaan dialog-dialog alami plus sengatan komedi natural nan awkward, ditambah dengan usahanya yang tanpa berusaha terlalu keras untuk menjadi lucu. Dari segala aspek tersebut, Frances Ha bukan hanya sukses mengembalikan nostalgia dan semata berperan sebagai homage, namun sebagai sebuah karya, Frances Ha adalah sebuah potret kisah 'coming-of-age' khusus orang berumur yang menyenangkan, manis-pahit, penuh liku dan pergulatan, charming, mampu bersinar dengan kesederhanaannya, dan yang terpenting, dikemas dengan penuh kejujuran.



Prisoners
"Do me a favor, Captain. Go f*** yourself." ~ Detective Loki
Prisoners, boleh jadi judulnya cukup pendek dan terdiri dari 1 kata saja, tapi jangan salah, soal durasi, Prisoners punya durasi yang cukup untuk membuat anda tertidur, kecuali bagi film yang benar-benar bagus. Di sisi lain, film ini disilaukan oleh banyaknya pemain bintang di dalamnya. Dari Hugh Jackman, Jake Gyllenhaal, Paul Dano, Viola Davis, hingga Terrence Howard. Tapi, apakah Prisoners dengan durasi panjanganya, Prisoners mampu membuat anda tidur dalam sekejap dan melupakan kegemerlapan cast-nya? Mari cari tahu.

Semua terlihat berjalan sebagaimana mestinya, saat Keller Dover (Hugh Jackman) dan Grave Dover serta Franklin Birch (Terrence Howard) dan Nancy Birch (Viola Davis) saling berkumpul dan bercengkrama seperti biasanya, sambil melihat kedua anak dari keluarga berbeda tersebut bermasin dan akrab satu sama lain. Tapi, semua menjadi kacau ketika kedua anak mereka yang kebetulan sama-sama berusia 6 tahun, hilang tanpa jejak. Dan dari titik itu, segala hal yang  datang selanjutnya terdengar kacau pula.


Apa yang paling menonjol dari film ini? Tentu saja departemen akting yang diisi nama-nama beken Hollywood, yang membuat Prisoners punya banyak potensi dalam sekor ini, dan potensi itu tidak disia-siakan. Hugh Jackman yang baru saja mendapat nominasi Oscar pertamanya awal 2013 lalu, makin menunjukkan taring beraktingnya. Ia hadir dengan penuh emosi yang menggebu-gebu, membuat penonton geregetan sekaligus simpati terhadap setiap langkahnya sebagai ayah yang hampir kehilangan akal sehatnya. Sekali lagi, sebuah penampilan Oscar-worthy, jangan kaget melihat namanya di daftar nominasi tahun depan. Di sisi lain, Jake Gyllenhaal juga memukau dengan tensi yang ia berikan sepanjang film. Paul Dano, yang juga pernah tampil dengan menakjubkan lewat There Will Be Blood (dan akhirnya dicampakkan begitu saja oleh Oscar), berhasil berbicara banyak lewat emosi yang dikeluarkannya tanpa harus banyak omong di sepanjang film. Acungan jempol juga harus diberikan pada Aaron Guzikowski yang sukses memberikan karakterisasi kompleks pada setiap wajah, menunjukkan bahwa orang selurus apapun, dapat bertindak diluar akal sehat hanya karena sebuah tragedi besar. Kudos to all of them!

Hadir dengan kisah yang mengingatkan saya dengan salah satu film Swedia, The Vanishing dengan nafas ala film Jepang populer, Memories of Murder minus kekocakannya, Prisoners adalah tontonan memukau. Penuh kegelapan, dengan injeksi suspensi di sana-sini, meski dikemas dengan pace cenderung lambat. Sukses mengemas, menggabungkan, sekaligus menyentil berbagai masalah sosial, dilema, aspek religius, hingga kebobrokan moral yang tersaji dengan sangat kompleks dalam sebuah rentetan konflik American society versi Villeneuve. Biarkan film ini menyebarkan kepingan-kepingan puzzle-nya, mengajak anda menyusuri kisah tragis yang sesekali disturbing-to-watch, 'memaksa' untuk memperhatikan setiap lapis cerita, bahkan menyesatkan anda ke sebuah labirin penuh tanda tanya, karena pada akhirnya, 2,5 jam anda tidaklah terbuang dengan sia-sia. Memang, twist di akhir ceritanya tak terlalu mengejutkan saya, walau bukanlah tipe twist yang predictable juga (and I never saw it coming), namun dengan kemampuan Villeneuve mengemasnya dengan penuh kegelapan, ketegangan secara emosional, dan atmosfer disturbing yang tak henti-henti, maka menjadikan memaafkan menjadi hal termudah yang pernah ada. Dua setengah jam memang termasuk lama bagi sebuah film, tapi kalau sebuah film seperti Prisoners ini dapat menyebarkan pesonanya selama itu pula, siapa yang dapat menolak?



The Way Way Back
"Oh, the park? Um, I've always been there. Ever since I was a small Cambodian child. Of course, that was after 'Nam. I was in the sh**. Then I joined the circus to become a clown fighter. I know about 46 ways to kill a clown. I hate clowns. I'm kidding except for the part where I really do hate them." ~ Owen
Kalau Frances Ha bisa dibilang hanya mengambil esensi dalam 'coming-of-age story', maka film yang satu ini memang benar-benar film 'coming-of-age story'. Disutradarai oleh kolaborasi dari dua sutradara debutan, Nat Faxon dan Jim Rush, dan ditulis pula oleh keduanya, film ini dibintangi bintang muda Liam James dan dikelilingi talenta dari para seniornya, Sam Rockwell, Toni Collette, hinga Steve Carell. FYI, Steve Carell is the bad guy!

Duncan (Liam James), adalah seorang remaja yang tak banyak omong. Pada liburan musim panas, ia, ibu, Pam (Toni Collette), kekasih ibunya, Trent (Steve Carell), serta anak kekasih ibunya, berlibur ke sebuah kota kecil di pesisir pantai. Duncan, yang awalnya tak terlalu antusias terhadap liburannya, lantas berubah saat ia bertemu dengan seorang manager sebuah waterpark, Owen (Sam Rockwell). Dan ternyata, bukan hanya liburannya yang berubah, karena berkat pertemuan mereka, seluruh kehidupan seorang Duncan pun berubah.


Dibandingkan dengan kisah remaja menuju kedewasaan lainnya, The Way Way Back memang terasa lebih istimewa. Ya, kisahnya memang sudah tak asing di telinga. Tapi, dengan naskah meyakinkannya, The Way Way Back sukses menjadi salah satu film terbaik tahun ini. Di luar berbagai aspek yang familiar, Nat Faxon dan Jim Rash mampu mengemas bagian-bagian tersebut dengan baik dalam naskahnya (dan berhasil menerjemahkannya ke dalam bentuk film). Lihat, bagaimana film ini dimulai dengan karakter Steve Carell yang dengan kesoktahuannya menilai pribadi anak dari kekasihnya, yang ia bahkan tak terlalu mengenalinya. Cold yet brilliant! Dengan dialog-dialog witty yang kerap menyengat penonton, karakter-karakter 'nyata' dengan latar belakang yang menarik, serta konflik-konflik natural yang dialami oleh para karakternya, mampu membuat The Way Way Back tampil cukup konsisten sepanjang film. Konflik-konfliknya, sekalipun tidak tampil sebagai rentetan konflik penuh kompleksitas, namun mampu meletupkan emosi penonton setiap menitnya. Usahanya untuk sesekali keluar dari pergulatan batin Duncan dan beralih ke konflik karakter-karakter dewasa di sekitarnya juga mampu membuat The Way Way Back tampil lebih kuat dan dewasa.

Film ini tak hanya berhasil hidup lewat naskah dan pengarahan, tapi juga berkat departemen akting jempolan. Salah satunya, juga karena chemistry hangat 'ayah-anak' yang terbangun antara Owen (Sam Rockwell), seorang esentrik dan penuh kelincahan, dan Duncan (Liam James), remaja yang hampa kasih sayang seorang ayah. Tak hanya mereka berdua yang bermain bagus, Toni Collette dan Steve Carell juga hadir dengan penampilan yang sama sekali tak mengecewakan. Tapi, sekali lagi, Sam Rockwell lah yang mencuri lampu sorot. Ia bukan hanya tampil lucu dan hadir di dalam frame sebagai alat pengocok perut, ia juga memberikan penampilan jujur, menghadirkan sebuah karakter nyata yang hidup. Pada akhirnya, dengan  The Way Way Back memang tak sempurna, tapi dengan naskah yang manis-pahit dan menyentuh, serta dengan cast penuh talenta, The Way Way Back mampu membuat siapapun memaafkan kefamiliarannya.


Saturday, December 7, 2013

Tagged under: , , , ,

[List] Daftar Pemenang FFI 2013


Perhelatan FFI, penghargaan bagi insan film Indonesia baru saja digelar kemarin malam. Setelah FFI kali ini banyak menimbulkan kejutan dari nominasi-nominasinya, seperti Sang Kiai dalam film terbaik dan pendukung pria terbaik, Laura Basuki dalam Madre, hingga yang membuat semua orang mendapat serangan jantung mendadak, nama Air Terjun Pengantin Phuket yang muncul dalam daftar, meski hanya masuk dalam penata busana terbaik. Tak lupa, hadir dengan sejuta snub yang melupakan film-film yang lebih pantas dinominasikan, What They Don't Talk About When They Talk About Love hingga 9 Summers 10 Autumns yang absen dalam daftar film terbaik, sampai absennya penampilan-penampilan apik Bunga Citra Lestari dalam Habibie dan Ainun, Julia Perez dalam Gending Sriwijaya, dan penampilan lain dalam aktris utama terbaik.

Well, maka pada malam puncak kemarin, FFI kembali membuat kejutan. Sang Kiai yang sebenarnya, secara kritik tak sukses-sukses amat mampu menjadi film tersukses kemarin malam, dengan membawa pulang 4 piala citra, termasuk untuk film terbaik, sutradara terbaik, dan kabar yang paling mengejutkan dalam FFI semalam, pemeran pendukung pria terbaik. Di ranah aktris utama terbaik, Adinia Wirasti berhasil menggondol piala citra berkat perannya dalam Laura & Marsha. Sedangkan, untuk kesekian kalinya, Reza Rahardian sukses angkat piala kembali untuk perannya dalam Habibie & Ainun. Sementara, peraih nominasi terbanyak, Belenggu dengan 13 nominasi, menjuarai 2 nominasi di antaranya. Berbicara soal Belenggu, walaupun belum pernah menonton film satu ini, saya sebenarnya berharap film ini bisa lebih bersinar kemarin malam, semata karena genre thriller misterinya yang kelam bukanlah tipe film FFI, dan rasanya akan menjadi hasil yang tak biasa jika film ini memenangi banyak kategori, membalas kekalahan film lain yang tak biasa bagi selera FFI, seperti Pintu Terlarang dan Kala yang dicampakkan FFI dalam kategori film terbaik, hahaha (meski saya yakin Belenggu tak sebaik dua karya Joko Anwar tersebut). Anyway, back to topic, inilah daftar pengangkat piala citra FFI 2013.

FILM TERBAIK
5 Cm
Belenggu
Habibie & Ainun
Laura & Marsha
Sang Kiai

PENYUTRADARAAN TERBAIK
Dinna Jasanti - Laura & Marsha
Hanung Bramantyo dan Hestu Saputra - Cinta Tapi Beda
Rako Prijanto - Sang Kiai
Rizal Mantovani - 5 Cm
Upi - Belenggu

PEMERAN UTAMA WANITA TERBAIK
Adinia Wirasti - Laura & Marsha
Happy Salma - Air Mata Terakhir Bunda
Imelda Therine - Belenggu
Laudya Cynthia Bella - Belenggu
Laura Basuki - Madre

PEMERAN UTAMA PRIA TERBAIK
Abimana Aryasatya - Belenggu
Ikranagara - Sang Kiai
Joe Taslim - La Tahzan
Lukman Sardi - Rectoverso
Reza Rahadian - Habibie & Ainun

PEMERAN PENDUKUNG WANITA TERBAIK
Ayushita Nugraha - What They Don’t Talk About When They Talk About Love
Dewi Irawan - Rectoverso
Jajang C. Noer - Cinta Tapi Beda
Meriza Febriani - Sang Kiai
Poppy Sovia - Merry Go Round

PEMERAN PENDUKUNG PRIA TERBAIK
Adipati Dolken - Sang Kiai
Alex Komang - 9 Summers 10 Autumns
Didi Petet - Madre
Igor Saykoji - 5 Cm
Norman Akyuwen - Tak Sempurna

PENULIS SKENARIO TERBAIK
Danial Rifki dan Endri Pelita - Air Mata Terakhir Bunda
Ginatri S. Noer dan Ifan Ardiansyah - Habibie & Ainun
Novia Faizal, Perdana Kertawiyudha, dan Tety Apriliyana - Cinta Tapi Beda
Titien Wattimena - Laura & Marsha
Upi - Belenggu

PENULIS NASKAH ASLI TERBAIK
Hestu Saputra - Cinta Tapi Beda
Leni dan Dinna Jasanti - Laura & Marsha
Mouly Surya - What They Don’t Talk About When They Talk About Love
Titien Wattimena - Sang Pialang
Upi - Belenggu

PENATA MUSIK TERBAIK
Aghi Narottama - Sang Kiai
Aghi Narottama dan Bemby Gusti - Laura & Marsha
Aksan Sjuman - Belenggu
Thoersi Argeswara - Kisah 3 Titik
Tya Soebiakto - Bidadari-Bidadari Surga

PENATA SUARA TERBAIK
Adityawan Susanto - Sang Pialang
Aufa R Triangga - Laura & Marsha
Khikmawan Santosa, M. Ihsan, dan Yusuf A. Pattawari - Sang Kiai
Khikmawan Santosa - Belenggu
Satrio Budiono - Habibie & Ainun

PENATA EFEK VISUAL TERBAIK
Cyndi Suryadi - Gending Sriwijaya
Eltra Studio - Moga Bunda Disayang Allah
Galih Mahardhika - The Legend of Trio Macan

PENYUNTING GAMBAR TERBAIK
Aline Jusria - Laura & Marsha
Ananta H. Wardana - Get Married 4
Cesa David Luckmansyah - Rectoverso
Wawan I. Wibowo - Habibie & Ainun
Wawan I. Wibowo - Belenggu

PENATA BUSANA TERBAIK
Aldi Harra - Air Terjun Pengantin Phuket
Aldi Harra - Sang Pialang
Darwyn Tse - Laura & Marsha
Retno Ratih Damayanti - Belenggu
Retno Ratih Damayanti - Habibie & Ainun

PENGARAH ARTISTIK TERBAIK
Eros Eflin - Laura & Marsha
Frans XR Paat - Sang Kiai
Iqbal Rayya Rante - Belenggu
May Harson - Air Mata Terakhir Bunda
Vida Sylvia - 5 Cm

PENGARAH SINEMATOGRAFI TERBAIK
Ical Tanjung - Belenggu
Fachmi J. Saad - Madre
Rachmat Syaiful - Habibie & Ainun
Roy Lolang - Laura & Marsha
Yudi Datau - 5 Cm