"Love is the one thing that transcends time and space." - Amelia Brand
Apa film yang paling ditunggu di akhir tahun ini? Anda boleh menyebutkan hidangan penutup dari Middle Earth, epik The Hobbit: The Battle of Five Armies, semi-finale dari 'the Girl on Fire', The Hunger Games: Mockingjay - Part I, atau animasi Disney yang terinspirasi dari tim pahlawan super komik Marvel, Big Hero 6. Tapi, satu yang pasti, hampir dapat dipastikan judul film yang satu ini, tak akan terlewatkan. Ya, hanya dengan nama Christopher Nolan yang menjabat sebagai sutradara, telah mampu membuat Interstellar begitu ditunggu-tunggu..Belum lagi, ia dibintangi oleh para pemenang Oscar: Matthew McConaughey, Anne Hathaway, Michael Caine, hingga Ellen Burstyn; dan para nominee Oscar: Casey Affleck hingga tentunya, the future Oscar winner Jessica Chastain, Interstellar tentu memiliki salah satu cast terbaik di tahun ini. Dan, jangan lupakan bahwa mereka berada di tangan terbaik yang pernah Hollywood miliki.
Di masa depan, di mana bumi sudah tak mampu menampung ledakan penduduk, dan ketika sumber daya yang dimilki bumi sudah tak cukup untuk memenuhi kebutuhan tiap kepala, Cooper (Matthew McConaughey) tahu bahwa bumi sudah berada di penghujung umurnya. Cooper sendiri, merupakan mantan pilot NASA, yang kini terpaksa menjadi seorang petani, tinggal di sebuah wilayah perkebunan jagung, bersama mertuanya, Donald (John Lithgow) dan 2 anaknya, Tom (Timothée Chalamet) serta Murphy (McKenzie Foy). Murphy sendiri, mempercayai bahwa kamarnya dihantui oleh poltergeist yang mencoba berkomunikasi dengannya. Tentu, Cooper tak percaya akan hal itu. Tapi, semua akan seketika berubah ketika kejadian aneh yang tak dapat dijelaskan terjadi. Yeah, literally, everything.
Di masa depan, di mana bumi sudah tak mampu menampung ledakan penduduk, dan ketika sumber daya yang dimilki bumi sudah tak cukup untuk memenuhi kebutuhan tiap kepala, Cooper (Matthew McConaughey) tahu bahwa bumi sudah berada di penghujung umurnya. Cooper sendiri, merupakan mantan pilot NASA, yang kini terpaksa menjadi seorang petani, tinggal di sebuah wilayah perkebunan jagung, bersama mertuanya, Donald (John Lithgow) dan 2 anaknya, Tom (Timothée Chalamet) serta Murphy (McKenzie Foy). Murphy sendiri, mempercayai bahwa kamarnya dihantui oleh poltergeist yang mencoba berkomunikasi dengannya. Tentu, Cooper tak percaya akan hal itu. Tapi, semua akan seketika berubah ketika kejadian aneh yang tak dapat dijelaskan terjadi. Yeah, literally, everything.
Waktu itu relatif, dan lewat Interstellar, kita benar-benar dapat merasakannya. Ya, durasi 169 menit itu jelas bukan masalah. Seperti yang sudah-sudah, kerya Nolan yang satu ini masih setia dengan cerita kompleks yang dijabarkan secara nonlinier. Menit-menit pertamanya menarik. Dikemas dengan gaya dokumenter, kali ini first act-nya merupakan pemanasan yang terasa sempurna. Banyak emosi yang ia keluarkan, dengan perkenalan karakter yang terbangun dengan baik sekaligus menarik. Tapi, bukan Nolan namanya jika ia tak mengetuk intuisi penonton, bahkan dari sejak ia pertama bergulir. Tak hanya berkutat dengan porsi drama, Interstellar menawarkan berbagai elemen fiksi sainsnya di tengah hubungan ayah-anak Cooper-Murph. Ada banyak anomali dan misteri, yang mampu membuat siapapun tak bisa meninggalkan kursinya.
Semakin menit bergulir, maka elemen fiksi sains akan makin mendominasi, bersamaan dengan kadar ketegangan yang juga makin menguat. Ya, jangan tertipu dengan trailer-nya. Boleh jadi apa yang anda lihat di trailer-nya hanyalah sekumpulan kebun jagung dengan scene di angkasa luar yang detiknya dapat dihitung dengan 10 jari. But well, you know Nolan. Selalu membiarkan segalanya berada dalam 'kotak' rapat. Memang, paruh pertamanya boleh jadi menawarkan hamparan kebun, tapi 2/3 sisanya, adalah petualangan menegangkan di angkasa luar. Dari sini, ia akan semakin banyak bermain dengan ruang dan waktu, memberikan penonton banyak ruang untuk berpikir dan mencerna apa yang ia maksud, sekaligus merasa terhibur dengan apa yang penonton saksikan.
Masih dengan realita berlapisnya, Nolan bermain-main dengan akal sehat penonton. Jelas ini bukan hanya mengandalkan berbagai permainan ruang dan waktu, Interstellar tetap kaya akan jiwa-jiwa film Nolan. Sebuah kesatuan narasi yang menakjubkan sekaligus thought-provoking. Kisahnya dewasa dan matang dalam kisahnya yang cukup kompleks. Beberapa dari anda mungkin mengkritik terlalu banyak hal yang terjadi di dalamnya, namun toh ia tak pernah tampil menggangu. Sebaliknya, setiap kisah mampu dikemas dengan sangat menarik. Dan, tentu, salah satu yang paling istimewa dari karya-karyanya adalah kisah yang unpredictable. Tak cukup hanya dengan selapis kejutan, Interstellar punya berlapis-lapis, dengan klimaks besar yang berhasil melebur elemen drama yang menghentakkan dan petualangan fiksi sains yang penuh 'otak' dan ketegangan. Secara keseluruhan pun, ini adalah kombinasi sempurna. Sebuah science-fiction yang menggebu-gebu, cantik, dan penuh emosi, mengetuk intuisi dan akal sehat, cerdas dari konten segaligus cara ia menyampaikannya. lengkap dengan nafas-nafas klasik dari epik sci-fi terdahulu layaknya 2001: A Space Odyssey yang ia bawa.
Narasinya unik, jika tak mau dibilang original. Premisnya mungkin terdengar cukup sederhana, berbekal menyelamatkan bumi yang telah banyak diungkit sebelumnya. Tapi, tunggu saat anda menontonnya. Akan ada banyak rumus fisika dengan teori ruang dan waktu yang bertebaran di sana sini, tapi ini justru tak membuat Interstellar menjadi film segmented dan terbatas, justru itulah daya tariknya. Ia mampu menyulap teori-teori fisika ini menjadi rangkaian kisah yang membuat orang-orang terus setia menatap layar tanpa pernah memalingkan mata sedikit pun. Nolan memang sukses besar dalam sektor ini, membangun dan menstimulasi rasa penasaran tinggi pada tiap orang dan terus mengunci penonton hingga 169 menit ke depan, membuat teori fisika dan angka-angka 'cantik' bukan lagi sebuah masalah, justru sebagai daya tarik tersendiri yang ajaibnya, mujarab dalam menarik penonton ke dalam kisahnya.
Tak ada yang mampu meragukan departemen aktingnya. Bergelimpahan nama bintang, bukan hanya sekedar bintang, sebagian di antaranya pernah membawa pulang Oscar, atau setidaknya pernah dinominasikan. Di antaranya, ada pemenang Oscar tahun lalu, Matthew McConaughey. Dengan karirnya yang kian meroket setelah mengalami kemerosotan, ia kembali menunjukkan tajinya sebagai aktor berkualitas yang serba bisa. Karakternya penuh emosi, dengan perannya yang begitu besar sebagai ayah dalam sebuah chemistry ayah-anak yang emosional dan pahit-manis. Ya, Oscar itu tentu tak salah berbicara. Di baliknya, ada pula pemegang Oscar 2 tahun lalu, Anne Hathaway. Setelah fantine dan kini Amelia, ia telah sepenuhnya lepas dari gelar 'america's sweetheart', hadir dengan performa yang kembali menakjubkan.
Tapi, dari kehadiran cast yang begitu solid ini, bagi saya, penampilan Jessica Chastain adalah yang terbaik. Ya, lagi-lagi ia tak pernah salah dalam memilih peran (tahun ini, ia juga tampil dalam The Disappearance of Eleanor Rigby dan A Most Violent Year, di mana ketiganya termasuk Interstellar, cukup banyak diprediksi mampu membuahkan nominasi Oscar lagi baginya). Mungkin waktu yang ia hadirkan terbatas, tapi peran supporting-nya ini makin menegaskan namanya sebagai the shining gem. Dibantu pula oleh skrip Nolan bersaudara yang mampu membuat karakternya hadir dengan begitu kokoh dan mencuri perhatian, Chastain berhasil memanfaatkan waktunya yang tak banyak dengan penampilan tak terlupakan, penuh emosi sekaligus tangguh dan penuh kekuatan.
Tak sampai di situ, Interstellar juga terdepan dalam departemen audio visualnya. Dari musik latar, hadir tak lain dan tak bukan Hans Zimmer, yang untuk kesekian kalinya meramu tiap melodi magis untuk film-film karya Nolan. Hasilnya, tentu sangat memuaskan, and he's surely heading for his second Oscar. Zimmer berhasil bermain-main dengan waktu dalam musiknya, meracik bunyi 'tik-tok' jam menjadi salah satu hal terindah yang akan anda dengar hingga membuat anda merasakan detak jantung yang ikut berdetak lebih cepat. Dari sisi visual, there is nothing to talk about honestly. It's crystal clear: beautiful, dazzling, and striking. Banyak film 'cantik' yang hadir tahun ini, dan Interstellar jelas hadir di lini terdepan.
Berbicara tentang Interstellar, maka sama artinya dengan teori-teori fisika yang dikemas dengan visualisasi indah dalam sebuah melankoli keluarga dan kisah perjalanan heroik. Ya, layaknya setiap karya seorang Nolan, Interstellar adalah tipe film yang mampu membuat anda terus membicarakan dan memikirkannya, tak sekedar meninggalkan bioskop dengan impact yang hilang begitu saja. It's another Nolan-gasm, for sure. Bahkan, lebih dari itu, Interstellar adalah pengalaman sinematik berharga yang tak selalu hadir tiap tahunnya. Megah, besar, dan spektakuler, it's an unstoppable intense journey packed with deep emotions. It's passionly crafted and cleverly narrated, also perfectly casted filled with great performances by McConaughey, Hathaway, and Chastain. Plus, it's undeniably beautiful. Interstellar is simply another cinema paradiso from the mind of one of the most talented filmmaker of his time, and eventually, of all time, Christopher Nolan.
Tapi, dari kehadiran cast yang begitu solid ini, bagi saya, penampilan Jessica Chastain adalah yang terbaik. Ya, lagi-lagi ia tak pernah salah dalam memilih peran (tahun ini, ia juga tampil dalam The Disappearance of Eleanor Rigby dan A Most Violent Year, di mana ketiganya termasuk Interstellar, cukup banyak diprediksi mampu membuahkan nominasi Oscar lagi baginya). Mungkin waktu yang ia hadirkan terbatas, tapi peran supporting-nya ini makin menegaskan namanya sebagai the shining gem. Dibantu pula oleh skrip Nolan bersaudara yang mampu membuat karakternya hadir dengan begitu kokoh dan mencuri perhatian, Chastain berhasil memanfaatkan waktunya yang tak banyak dengan penampilan tak terlupakan, penuh emosi sekaligus tangguh dan penuh kekuatan.
Tak sampai di situ, Interstellar juga terdepan dalam departemen audio visualnya. Dari musik latar, hadir tak lain dan tak bukan Hans Zimmer, yang untuk kesekian kalinya meramu tiap melodi magis untuk film-film karya Nolan. Hasilnya, tentu sangat memuaskan, and he's surely heading for his second Oscar. Zimmer berhasil bermain-main dengan waktu dalam musiknya, meracik bunyi 'tik-tok' jam menjadi salah satu hal terindah yang akan anda dengar hingga membuat anda merasakan detak jantung yang ikut berdetak lebih cepat. Dari sisi visual, there is nothing to talk about honestly. It's crystal clear: beautiful, dazzling, and striking. Banyak film 'cantik' yang hadir tahun ini, dan Interstellar jelas hadir di lini terdepan.
Berbicara tentang Interstellar, maka sama artinya dengan teori-teori fisika yang dikemas dengan visualisasi indah dalam sebuah melankoli keluarga dan kisah perjalanan heroik. Ya, layaknya setiap karya seorang Nolan, Interstellar adalah tipe film yang mampu membuat anda terus membicarakan dan memikirkannya, tak sekedar meninggalkan bioskop dengan impact yang hilang begitu saja. It's another Nolan-gasm, for sure. Bahkan, lebih dari itu, Interstellar adalah pengalaman sinematik berharga yang tak selalu hadir tiap tahunnya. Megah, besar, dan spektakuler, it's an unstoppable intense journey packed with deep emotions. It's passionly crafted and cleverly narrated, also perfectly casted filled with great performances by McConaughey, Hathaway, and Chastain. Plus, it's undeniably beautiful. Interstellar is simply another cinema paradiso from the mind of one of the most talented filmmaker of his time, and eventually, of all time, Christopher Nolan.
Postingan dan Blogger yang bagus untuk kita para pemula yang belum mengerti. Dan dari postingan anda, saya banyak belajar. Semoga postingan berikutnya bisa memberikan informasi yang lebih. Terima Kasih :)
ReplyDeleteAgen Poker Uang Asli Pasti Menang Terus.
Bandar Ceme Gampang Menang
Agen Poker Terbesar Terpercaya
Agen Poker Online Situs Resmi
Cara Bermain Poker Online Uang Asli Menang Banyak
Trik Bermain Poker Uang Asli Agar Menang