"Okay, you c**ts, let's see what you can do now. Eeny, meeny, miny, moe." ~ Hit-Girl
Pernah dong nonton film-film bertema superhero, seperti "Superman", "Spiderman", sampai yang teranyar, kisah si superhero playboy yang kaya raya, apalagi kalau bukan Batman yang berjudul "The Dark Knight"? Yup, dengan ciri khasnya yang memakai kostum serba aneh, menjadi pusat perhatian masyarakat, dan yang terpenting, memliki kekuatan super yang tak tertandingi dan musuh yang kekuatannya juga sama hebatnya. Mustahil? Tentu saja. Tapi bagaimana jadinya jika superhero tersebut tidak memilik kekuatan super sama sekali? Bagaiman jika superhero itu hanyalah seorang anak SMA payah dan cupu yang terobsesi dengan kisah superhero? Mustahil? Tentu saja tidak, termasuk bagi Kick-Ass!
"Kick-Ass", sebuah film tahun 2010 bertema superhero yang disutradarai Matthew Vaughn yang diadaptasi dari seri komik sadis berjudul sama, "Kick-Ass". Film ini bisa dibilang membawa angin baru dalam film bertema serupa. Berbeda dengan film superhero lainnya yang cenderung serius, kisah yang disajikan "Kick-Ass" lebih fun, fresh, super sadis dan tentunya dengan humor-humor segar dan renyah plus anak muda banget.
Film dibuka dengan scene yang konyol sekaligus mengundang gelak tawa para penontonnya, meskipun tetap saja, sadis. Kemudian kisah berlanjut ke kisah Dave Lizewski (Aaron Johnson), seorang anak muda biasa yang payah, cupu, gak gahol, dan teman-temannya yang sangat terobsesi dengan kisah komik superhero. Dia tak punya reputasi di sekolahnya, dia tidak punya penggemar rahasia, apalagi dikejar-kejar seluruh anak cewek di sekolahnya, dia tidak jago dalam hal olahraga serta matematika, dan ia juga tidak punya 3.000 teman di situs jejaring sosial MySpace. Singkatnya, dia tidak bisa dan tidak punya apa-apa. Mungkin, yang hanya dia bisa dan dia punya hanyalah otak yang penuh dengan pikiran mesum dan kedua teman yang sama-sama cupunya serta kemampuan super untuk "tidak terlihat" di depan gadis-gadis. Dave sendiri tinggal berdua dengan ayahnya, sedangkan ibunya telah meninggal karena aneurysm (mengingat film ini adalah film komedi, ibunya pun meninggal dengan cara kematian yang sangat konyol).
Film dibuka dengan scene yang konyol sekaligus mengundang gelak tawa para penontonnya, meskipun tetap saja, sadis. Kemudian kisah berlanjut ke kisah Dave Lizewski (Aaron Johnson), seorang anak muda biasa yang payah, cupu, gak gahol, dan teman-temannya yang sangat terobsesi dengan kisah komik superhero. Dia tak punya reputasi di sekolahnya, dia tidak punya penggemar rahasia, apalagi dikejar-kejar seluruh anak cewek di sekolahnya, dia tidak jago dalam hal olahraga serta matematika, dan ia juga tidak punya 3.000 teman di situs jejaring sosial MySpace. Singkatnya, dia tidak bisa dan tidak punya apa-apa. Mungkin, yang hanya dia bisa dan dia punya hanyalah otak yang penuh dengan pikiran mesum dan kedua teman yang sama-sama cupunya serta kemampuan super untuk "tidak terlihat" di depan gadis-gadis. Dave sendiri tinggal berdua dengan ayahnya, sedangkan ibunya telah meninggal karena aneurysm (mengingat film ini adalah film komedi, ibunya pun meninggal dengan cara kematian yang sangat konyol).
Kembali ke ambisi Dave. Saking terobsesi menjadi seorang superhero, sampai-sampai ia membeli sebuah pakaian ketat berwarna hijau yang sebenarnya lebih tepat jika dibilang kostum senam murahan yang didapatinya dari internet untuk mewujudkan mimpinya menjadi superhero. Dengan senjata seadanaya dan tanpa kekuatan sama sekali (kecuai yang saya sebutkan di atas tadi) ia nekat menjadi superhero. Sayangnya, menjadi superhero ternyata tidaklah mudah. Di hari pertamanya menjadi superhero, ia malah ditikam para pencuri mobil dan malangnya lagi, setelah itu ia tertabrak mobil. Namun rupanya Dave tidak pernah kapok, ia kembali dan menjalankan misinya sebagai Kick-Ass versi 2.0 setelah ia sembuh. Misi awalnya kali ini adalah mencari kucing bernama Mr. Bitey (ya, ini bukanlah sebuah lelucon). Kali ini, tampaknya ia beruntung, ia berhasil menemukan Mr Bitey di depan sebuah restoran. Kebetulan juga, saat itu ternyata ada seorang pria yang dikejar-kejar oleh sekawan preman kekar bertato. Kesempatan! Dengan mati-matian ia membela pria tersebut. Saat itu pula, para pengunjung restoran menonton dan mencoba merekam kejadian tersebut. Kali ini, dewi fortuna ternyata berpihak pada Kick-Ass. Si pahlawan "super" ini berhasil mengalahkan para preman tersebut, dan video yang direkam oleh pengunjung restoran tersebut juga berhasil menjadi video yang terbanyak ditonton di situs YouTube. Itulah awal dari kisah superhero kita, Kick-Ass.
Namun "Kick-Ass" tak hanya menceritakan tentang Kick-Ass seorang diri saja, karena diluardugaan Kick-Ass sendiri ternyata ada superhero yang "sebenarnya" di luar sana, mereka adalah Hit-Girl (Chloë Grace Moretz), anak polos berumur 11 tahun bermulut kotor (tapi cantik) namun pandai berkelahi yang tak segan-segan membunuh para penjahat dengan cara yang sangat sadis beserta ayahnya, Big Daddy (Nicolas Cage) seorang superhero sekaligus pelatih Hit-Girl yang notabene merupakan seorang mantan polisi yang nantinya akan berevolusi menjadi seorang superhero dengan pakaian yang mirip Batman. Ketegangan akan tambah terasa dengan kehadiran superhero yang "sebenarnya" ini. Jujur saja, saya lebih menikmati penampilan mereka berdua (khususnya Hit-Girl) jika dibandingkan dengan Kick-Ass sendiri. Mungkin saja, film ini lebih cocok jika diberi judul "Hit-Girl and Big Daddy" ketimbang "Kick-Ass". Oke, lupakan saja ide buruk dan gila saya tadi. Belum cukup? Masih ada superhero lain, yaitu Red Mist alias Chris D'Amico (Christopher Mintz-Plasse) yang tak lain merupakan anak dari Frank D'Amico (Mark Strong) yang merupakan villain utama dalam film ini.
Soal akting, Chloë Grace Moretz adalah yang patut diacungi jempol. Dengan akting yang natural tanpa ada paksaan sama sekali berhasil membuat saya jatuh hati sama Hit-Girl ini (mungkin lebih tepat sama Moretz-nya, hehe). Nicolas Cage pun juga berhasil membawakan karakter ayah sekaligus seorang superhero. Sedangkan Mark Strong, menunjukkan performa yang sangat baik apalagi dengan wajahnya sendiri yang memang "jahat" itu. Begitu pula dengan si Red Mist, Christopher Mintz-Plasse. Namun, Aaron Johnson justru "kalah" dibandingkan pemeran lainnya, padahal sebagai pemeran utama ia seharusnya bisa menujukkan performa terbaiknya dengan perannya sebagai Dave alias Kick-Ass ini.
Dengan berbagai scene-scene sadis dan berdarah yang siap membuat gigi anda ngilu, terutama bagi yang tidak biasa menonton film dengan banyak adegan darah dan "potong-potong tubuh" namun tetap mengundang gelak tawa, "Kick-Ass" berhasil menyajikan sebuah tontonan menarik dengan tema superhero yang berbeda dari yang lainnya. Mari kita sambut film superhero terbaik di tahun 2010, inilah... "Kick-Ass"!
8.0/10