Wednesday, August 22, 2012

Tagged under: , , , , ,

[Review] Witness for the Prosecution (1957)

"Wilfrid the Fox! That's what they call him, and that's what he is!" ~ Miss Plimsoll

Siapa pun para maniak misteri pasti tahu sosok Agatha Christie. Siapa pun pula para penggemar Agatha Christie (termasuk saya) pasti tahu pula karakter ciptaannya yang sangat terkenal, Hercule Poirot, si detektif berkepala bulat dengan sel otak abu-abu. Karya-karyanya, mulai dari novel hingga cerpen banyak yang diangkat ke drama-drama bahkan juga film layar lebar dan tv series. Mulai dari Murder on the Orient Express hingga Ten Little Indians.

Di antara seluruh karyanya, cerpen Witness for the Prosecution merupakan salah satunya. Film adaptasi ini disutradarai oleh Billy Wilder dan naskahnya ditulis Billy Wilder pula serta Harry Kurnitz. Sebelum diangkat menjadi film, cerpen ini terlebih dahulu diangkat menjadi sebuah drama teater. Sama seperti versi dramanya, versi film dari cerpen ini juga mendapat respon yang bagus, bahkan sempat mendapat 6 nominasi Oscar, termasuk Best Picture dan Best Director.


Seorang pengacara terkenal, Wilfrid Robart (Charles Laughton) baru saja (hampir) sembuh dari sakitnya. Meski belum sembuh total, ia memutuskan untuk menerima Leonard Vole (Tyrone Power) sebagai kliennya. Leonard Vole dituduh telah melakukan pembunuhan atas wanita tua kaya Emily French (Norma Varden). Dengan terus ditemani oleh suster privatnya, Miss Plimsoll (Elsa Lanchester), ia pun menjalani persidangan menemani sang terdakwa, Leorand Vole.

Konfilk dalam persidangan makin menjadi setelah istri Vole, seorang aktris asal Jerman bernama Christine Vole (Marlene Dietrich) yang secara mengejutkan dijadikan saksi, karena sebelumnya Wilfrid memutuskan untuk tak menjadikan ia saksi. Lebih mengejutkan lagi, karena sang istri ternyata menyampaikan kesaksian palsu, berbeda 180 derajat dengan apa yang ia sampaikan ketika ia datang ke rumah Wilfrid. Kemudian, apakah Vole bersalah? Apalagi setelah sang istri memberikan kesaksian palsu yang makin memberatkan Vole.


Film ini didukung oleh ensemble cast yang luar biasa. Ada Charles Laughton yang tampil dengan sangat meyakinkan dengan memerankan tokoh pengacara hebat yang banyak bicara dan agak konyol (ya, hebat tapi sedikit konyol, sangat Poirot). Belum lagi si suster privat, Miss Plimsoll yang juga tak kalah banyak bicaranya yang diperankan Elsa Lanchester juga tampil dengan sangat baik. Hasilnya? Chemistry antara kedua tokoh yang sering bertengkar ini terjalin dengan sangat klop. Oh, jangan pula lupakan dua nominasi Oscar untuk mereka. 

Di sisi lain, ada Tyrone Power sebagai terdakwa yang menghasilkan penampilan dengan baik. Jangan lupakan Marlene Dietrich yang memerankan tokoh istri yang penuh kebohongan yang dapat diperankan dengan sangat baik pula. Yang jelas, bersama dengan Laughton dan Lanchester, Dietrich berhasil memberikan penampilan terbaiknya.


Film ini sedikit mengingatkan saya akan 12 Angry Men. Sama seperti 12 Angry Men, Witness for the Prosecution sama-sama menawarkan dialog panjang di setiap scene-nya (meski Witness for the Prosecution ini lebih 'cerewet', mungkin juga karena karakter utamanya yang cerewet). Sisamping karena dialognya yang cerdas, namun juga disampaikan oleh aktor-aktris kelas satu, menjadikan film ini tak membosankan sama sekali.

Dimulai dengan perkenalan dua tokoh, Wilfrid dan susternya, Plimsoll, kita sudah disuguhkan sesuatu yang menarik di sini. Saya suka dengan karakter keduanya yang sama-sama keras kepala dan banyak bicara, sehingga sering kali berakhir pertengkaran yang sedikit konyol. Menarik pula (dan konyol) ketika Wilfrid sesekali berhasil mengelabui Plimsoll. Yah, lumayan untuk sedikit menghibur kita, apalagi mengingat konflik di tengah pengadilan yang cukup berat.


Jika diawali dengan apik, maka Witness for the Prosecution pastinya harus diakhiri pula dengan apik, bukan hanya apik, tapi juga harus dikemas dengan sangat baik, dan itulah yang terjadi. Film ini diakhiri dengan sesuatu yang begitu mengejutkan. Saya yakin semua penontonnya (yang belum pernah membaca cerpen maupun menonton dramanya), akan merasa terkejut dengan ending ini. Ini semua tak terlepas dari bagaimana Billy Wilder menutup semuanya rapat-rapat dan mengungkapkan kenyataan di akhirnya dengan sangat meyakinkan.

Witness for the Prosecution adalah semua tentang kejujuran, kebohongan, dan pengkhianatan. Seluruh aspek berhasil dimanfaatkan oleh Billy Wlider semaksimal mungkin melalui sebuah persidangan yang rumit. Dengan menghadirkan ensemble cast luar biasa, dialog cerdas, penyutradaraan yang sangat baik, karakter menarik, dan yang pada akhirnya ditutup oleh ending yang unpredictable (dan terdapat sesuatu yang lebih gila di credit-nya), Witness for the Prosecution berhasil menyuguhkan segalanya dengan sempurna yang membuat saya tak ingin beranjak dari tempat duduk, dan yang terpenting, membuat saya tak akan pernah melupakan film ini.

9.0/10

4 comments:

  1. ini film gila,, kebetulan sudah pernah baca cerpennya juga tapi anehnya tetap tidak mengurangi keasikan menontonnya.. ketika kejutannya saya kira sudah berakhir ternyata ada lagi,,, keren dah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kejutan terbesarnya justru twistnya yang berlapis-lapis, bener2 gak disangka bisa ada kejutan setelah kejutan begitu, hahaha

      Delete
  2. Min, punya sub indonya gak? gue minta donk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sayangnya belum ada yang buat sub indonya. Tonton pakai sub english aja, dijamin worth it kok :)

      Delete