Masih merupakan lanjutan dari bagian pertama 15 film puzzling plot atau mindf*** terbaik. Enjoy!
L'Age d'Or merupakan film nyeleneh lagi karya Luis Bunuel. Di film ini, ia masih berkolaborasi dengan Salvador Dali setelah sebelumnya bersama dalam film Un Chien Andalou. Hasilnya? Film komedi yang digabungkan dengan unsur surrealis satu ini berhasil menyajikan tontonan yang menghibur (jarang loh ada film surreal yang menghibur), tapi tetap tak ketinggalan rasa 'Bunuel dan Dali'-nya yang abnormal dan ajaib. Kolaborasi yang emang gak ada matinya!
Donnie Darko merupakan salah satu film absurd favorit saya. Film yang disutradarai Richard Kelly ini merupakan film yang menyoroti tentang kisah aneh tentang 'akhir dunia' yang terbungkus dalam kisah seorang remaja bermasalah. Donnie Darko merupakan perpaduan antara tema berat dengan tema ringan seperti percintaan remaja. Menarik, aneh, gila, membingungkan, mengharukan, dan mengerikan. Well don(ni)e!
El Topo merupakan film yang disutradarai, ditulis, bahkan juga dibintangi oleh Alejandro Jodorowsky. Ceritanya kental akan unsur spiritual namun juga kental akan kesadisan dan sensualitas (yang sudah menjadi trademark Jodorowsky). El Topo bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda. El Topo menyajikan tontonan yang religius, penuh kasih sayang, penuh moralitas, sekaligus juga menyajikan tontonan nonmoralitas, mistik, sadis, berdarah, penuh dendam, sensusal, serta tragis dalam satu waktu. Film ini sakit!
Ya, ini memang sebuah trilogi dari Jean Cocteau yang terdiri dari The Blood of a Poet (1932), Orpheus (1950), dan The Testament of Orpheus (1960). Sebenarnya saya ingin menempatkan ketiga film ini dalam list. Namun, hanya saja kalau saya menempatkan ketiga film ini, pastilah akhirnya menjadi lebih dari 15 film. Saya pun tak bisa membuang salah satu film yang lainnya. So, akhirnya jadilah ide memasukkannya dalam bentuk trilogi (hahaha). Menonton tiga karya Jean Cocteau ini tak ubahnya sedang menghadiri sebuah pertunjukan puisi. Trilogi ini merupakan puisinya. Sedangkan Jean Cocteau sendiri merupakan penyairnya. Cantik, indah, dan puitis.
The Exterminating Angel merupakan film karya Luis Bunuel ini memang agak berbeda dari filmnya yang lain. Dengan mengambil tema film 'survival', The Exterminating Angel memang lebih memiliki plot yang lebih jelas dari film-film Bunuel lainnya, namun tentu saja plot itu masih saja surreal. Selain itu, film ini juga sedikit mengingatkan kita dengan L'Age d'Or yang menggabungkan unsur absurd dengan sentuhan komedi. Bercerita tentang para tamu sebuah perjamuan makan malam kelas atas yang entah mengapa mereka terperangkap di dalam ruang musik tanpa alasan yang jelas. Meski bertema 'survival', jangan samakan film ini dengan sejenis film Saw. Secara kasat mata mereka bahkan sama sekali tak terperangkap, bahkan kita bisa melihat bahwa pintu ruangan tersebut terbuka dengan lebarnya. Dengan ditutup ending yang gokil, The Exterminating Angel ternyata berhasil memerangkapkan hati saya (loh?).