Wednesday, September 5, 2012

Tagged under: , , , , , ,

[Review] Aliens (1986)

 
"Get away from her, you b*tch!" ~ Ripley

Sebelumnya, kita akan mundur 7 tahun sebelum film ini rilis, tepatnya di tahun 1979. Di tahun itu, Ridley Scott kembali muncul setelah pada tahun 1977 ia muncul dengan film drama berjudul The Duellists. Saat itu, Scott 'banting' genre dari drama ke film horror-scifi yang berlatar belakang di angkasa luas, Alien. Film yang menghadirkan sosok monster jelek dari planet LV-426 ini sukses berat dimana-mana. Alien mendapat keuntungan besar dan berhasil menjadi bulan-bulanan pujian dari kritikus dunia. Puncaknya, Alien memenangkan Best Visual Effects di Oscar 1980.

Mengekor kesuksesan Ridley Scott dengan Alien-nya, tepatnya pada tahun 1986, James Cameron muncul dengan sekuelnya yang diberi judul sangat sederhana, yaitu hanya dengan menambah huruf 's' dibelakang judul menjadi Aliens. Sama halnya dengan Alien, Aliens mendapat sambutan hangat dari para penonton dan kritikus, meski keuntungannya sendiri lebih kecil daripada Alien. Sesuai judul, Aliens memang punya lebih banyak alien daripada di Alien yang hanya ada satu ekor. Apa itu artinya? Bigger and more intense!


Kita masih dipertemukan dengan Ellen Ripley (Sigourney Weaver), satu-satunya orang yang selamat dari tragedi Nostromo. Ripley diselamatkan dan ditemukan setelah selama 57 tahun melanglang buana di angkasa luar selama berada dalam stasis. Meski 57 tahun telah berlalu, ternyata Ripley masih belum dapat melupakan kejadian mengerikan yang pernah menimpanya. Keadaan makin buruk, ketika Ripley mengetahui bahwa anaknya yang saat itu (57 tahun yang lalu) masih berusia 11 tahun telah meninggal 2 tahun yang lalu pada usia 66 tahun. Apalagi orang-orang tak ada yang mau mempercayai Ripley tentang kronologis tragedi Nostromo yang ia ceritakan, terlebih sekarang planet tempat alien itu tinggal, LV-426 telah ditinggali para terraformer serta keluarganya dan tak pernah ada kasus satupun. 

Namun, suatu hari kontak dari planet LV-426 tersebut terputus. Ini memaksa Carter Burke (Paul Reiser), perwakilan Weyland-Yutani Corp. mengajak Ripley untuk ikut dengan para marinir yang akan pergi ke planet LV-426 untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di sana. Awalnya, tentu Ripley menolak, namun akhirnya ia pun setuju untuk ikut. Di sana, sepeti yang Ripley kira, para alien ternyata telah menyerang sebanyak lebih dari 70 keluarga yang tinggal di planet tersebut, menyisakan Newt (Carrie Henn), seorang gadis kecil sekaligus satu-satunya orang yang selamat dari serangan para alien.


Sama dalam hal judul Aliens yang hanya dikembangkan dari kata 'alien', Aliens sendiri sebenarnya mengambil hampir seluruh komponen yang Scott gunakan dalam Alien, namun dengan banyak pengembangan disana-sini. Dengan amunisi utamanya tersebut, Aliens berhasil mengantarkan teror yang lebih besar dari pendahulunya dengan makhluk jelek yang lebih banyak pula. Hasilnya? Aliens tampil dengan keseruan yang melebihi kadar prekuelnya. Tak banyak sekuel yang dapat mampu tampil sebaik ini.

Sigourney Weaver, sang aktor utama yang memerankan Ripley mampu tampil dengan begitu gemilang sebagai seorang wanita tangguh, pantang putus asa, dan tak kenal rasa takut. Di sini, bersama dengan karakter lainnya, ia dapat menghadapi dan menghajar alien-alien jelek itu dengan gagahnya. Alhasil, Oscar 1980 mengganjar Sigourney Weaver dengan nominasi Best Actress.


Ripley bukanlah sosok yang sepenunhnya hanya mengandalkan ketangguhan. Di balik sosoknya itu, sebagai seorang ibu, apalagi yang telah ditinggal mati oleh buah hati, tentu Ripley mempunyai sesuatu yang dimiliki ibu sejagat raya: rasa kasih sayang. Nah, di sinilah letak pentingnya karakter Newt, yang berhasil menjadi semacam jembatan yang mengantarkan sisi emosional Ripley kepada penonton, apalagi dengan chemistry kuat seperti antar ibu-anak diantara mereka. Selain itu, karakter Newt juga merupakan obat bagi kesedihan dan kepedihan yang dirasakan Ripley pasca mengetahui anaknya telah meninggal. 

Meski mengusung formula ending yang mirip, namun Alien dan Aliens memang berbeda. Salah satunya merupakan genre. Kali ini, Aliens lebih mengedepankan unsur action ketimbang horor yang dikedepankan oleh Alien. Dalam hal action yang kental dengan suasana yang thrilling, James Cameron berhasil membangun intensitas yang mampu terjaga dengan kuat. Hingga akhirnya, kita akan diteror gila-gilaan oleh 'sesuatu' yang juga tak kalah gila.


Pendahulunya, Alien merupakan film yang tampil sederhana dan tenang namun dengan horor yang sangat efektif. Berbending terbalik, Aliens merupakan sekuel yang meledak-ledak, lebih intens, dengan action dan keseruan yang lebih nendang, juga plot yang lebih rumit. Meski kedua film ini memang sama sekali tak dapat dibandingkan, secara pribadi saya memang lebih menyukai Alien. Meski begitu, tentu saja upaya James Cameron untuk membuat Aliens sebagai sekuel yang baik sangat berhasil. Sangat baik malah.

Secara keseluruhan, Aliens merupakan film yang istimewa. Salah satu keistimewaannya, yaitu Aliens yang mengambil banyak unsur dari Alien ternyata malah menghasilkan dua film yang jauh berbeda. Hadir pula Sigourney Weaver yang memimpin jajaran cast yang mampu tampil memukau di kedua sisi yang ditampilkan.  Aliens memang tampil lebih besar dan serba lebih banyak daripada Alien yang berhasil membawa sebuah ketegangan yang kuat. Aliens sudah barang tentu merupakan contoh sekuel idaman yang sempurna.

8.5/10

0 comments:

Post a Comment