Friday, January 4, 2013

Tagged under: , , , , , , , , , , ,

[Part 2] 30 Greatest Twist Endings of All Time


Dalam bagian pertama, ada Murder on the Orient Express, Citizen Kane, The Others, hingga Arlington Road. Kini, random list ini masih berlanjut ke 15 film lain dengan ending paling mengejutkan. Dari suspense klasik hingga thriller modern, dari horor jadul hingga horor masa kini, dari Alfred Hitchcock hingga David Fincher, dan dari pembalasan dendam sampai pembunuh berantai, bahkan menjulur sampai rasa gengsi. Darah, kera, alkitab, ibu, sabun, penjara, hotel, kolam renang, serangan jantung. Semuanya ada di sini. So, here they are... Oh, sebelumnya, happy new year!





Planet of the Apes sesungguhnya memiliki premis yang sangat menarik. Empat orang astronot berkelana ke sebuah planet, meski akhirnya salah satu dari mereka harus meninggal dalam perjalanan. Di planet itu terdapat banyak sekali keanehan. Bukan hanya atmosfirnya yang dapat dihirup manusia, tapi juga bagaimana kehidupan di sana begitu terbalik jika dibandingkan dengan bumi. Ya, di sana ada manusia memang, tetapi manusia tidak lagi menjadi makhluk tertinggi tingkatannya, melainkan para kera lah yang menguasai planet tersebut. Anehnya lagi, kera tersebut dapat berbicara dan bernalar, sedangkan manusia? Berbicara saja tak bisa, bagaimana mau bernalar? Pada akhirnya, Planet of the Apes membawa kita ke kesimpulan mengejutkan (tips: jika ingin menontonnya, jangan sekali-kali melihat poster film ini). What a conclusion!




Oldboy mungkin adalah film asal Korea Selatan terbaik yang pernah saya tonton (atau kalau ingin lebih lebar, Asia?). Kali ini bukan soal romansa komedi, tapi soal pembalasan dendam. Merasa seorang maniak film bertema sama, tapi belum pernah menonton Oldboy? Kalau begitu, anda tidaklah semaniak itu. Saran? Segera tonton ini, karena Oldboy adalah sebuah keharusan. Plot yang diberikan benar-benar cerdas dan sama sekali tak dapat diterka, menghasilkan sebuah tamparan hebat yang menyedihkan. Ini adalah pencapaian terbaik yang pernah ada dalam film bertemakan balas dendam... and guess what? It's not Hollywood.



Sama seperti Psycho, ending film ini memang sudah seperti legenda tersendiri. Ini adalah masa ketika M. Night Shyamalan masih belum dicerca para penikmat film dunia, saat ia disangka-sangka akan menjadi salah satu sutradara terhebat dalam sejarah. Lupakan saja The Last Airbender atau The Happening, The Sixth Sense berkali-kali lipat lebih baik. Dalam film ini, Bruce Willis bukan lagi seorang yang susah mati seperti Die Hard, ia sudah bertransformasi menjadi seorang yang lebih lembut. Ada pula Haley Joel Osment yang tampil gemilang. M. Night Shyamalan berhasil mengelabui kita semua. Ia membuat hal-hal yang kita kira sebenarnya terjadi, namun sebenarnya, kenyataannya bukanlah seperti itu.




The Prestige memang merupakan salah satu film terbaik Christopher Nolan, yang seluruh filmnya, memang terbaik, tanpa terkecuali. The Prestige adalah ketika kawan menjadi lawan. Dibintangi oleh dua aktor kenamaan Hollywood, Hugh Jackman dan Christian Bale sebagai dua magician, The Prestige tampil sebagai film misteri thriller yang menakjubkan. Siapa pun rasanya tak akan bisa mengungkapkan trik sulap Bale, bahkan rivalnya sendiri, Jackman, juga tak pernah tahu trik dibalik sulapnya, sampai ketika Nolan memilih untuk mengakhiri kisahnya, mengejutkan semua orang. Bukan hanya semua orang, Hugh Jackman pun pastinya juga terkejut.



Saya menonton film ini tanpa ekspektasi apa-apa. Satu-satunya alasan saya menonton film ini hanya karena Witness for the Prosecution ini diangkat dari salah satu karya Agatha Christie. Dan alangkah terkejutnya, ketika kita mulai digiring ke akhir film, di saat Witness for the Presecution membuka lembaran-lembaran rahasia miliknya secara perlahan. Itu pun, bukan hanya satu, tapi dua! Ya, anda akan dikejutkan oleh dua lapisan twist yang sangat spektakuler. Konklusi hebat ini juga masih dihias oleh satu lagi hal yang begitu tragis. 



Psycho adalah salah satu pelopor twist ending dalam perfilman dunia. Bahkan, hingga sekarang masih banyak film yang memakai ending serupa. Saking populernya film ini (terutama endingnya), adalah sebuah keajaiban jika anda berhasil menonton Psycho tanpa bocoran atau spoiler sama sekali. Ya, thriller karya seorang Alfred Hitchcock ditambah dengan sebuah akhir yang unpredictable? Karya yang rasanya sangat sempurna. Sepanjang durasinya, Psycho terus menjalar menjadi sebuah 'pembunuh' psikologis yang amat menakjubkan. Psycho adalah satu-satunya film yang membuat siapa saja tak pernah berani membiarkan pintunya tak terkunci ketika sedang mandi. Siapa tahu...



Vertigo adalah salah satu film terbaik persembahan Alfred Hitchcock. Memang masih kalah pamor dengan Psycho, karyanya yang paling populer. Padahal, saya pribadi menganggap Vertigo sedikit lebih baik daripada Psycho, lengkap dengan ending yang tak kalah mengejutkannya. Dalam Vertigo, Alfred Hitchcock membawa kita ke sebuah 'peranakan' genre, yaitu romansa dan suspense. Hasilnya pun, benar-benar menakjubkan dan semuanya mampu mendapat porsi dan bercamur dengan sangat baik. Perpaduan ini menghasilkan salah satu plot terkompleks yang pernah ada, yang kemudian ditutup dengan one of the greatest conclusion ever.




Dalam hal perfilman tanah Eropa, Prancis memang surganya film-film juara. Dari klasik Diabolique hingga romansa zaman sekarang, Rust and Bone, semuanya memiliki kualitas juara. Di antara rentang waktu kedua film ini yang begitu panjang, Tell No One merupakan salah satunya. Film ini merupakan sebuah adaptasi novel karya Harlan Coben yang disutradarai oleh Guillaume Canet dan dibintangi  François Cluzet. Tell No One merupakan sebuah thriller yang intens dan solid, dramanya miris dan manis, dan penuh dengan misteri. Secara keseluruhan, cerita yang dituturkan Tell No One benar-benar di luar dugaan. Sama seperti judul filmnya, jangan katakan apapun kepada siapapun mengenai isi film ini, kecuali kalau anda ingin mengatakan bahwa François Cluzet mirip dengan Dustin Hoffman.



Pernah menonton Psycho dari Alfred Hitchcock? Terserah sudah pernah atau belum, tapi sekedar info saja, Diabolique lah film yang membantu inspirasi seorang Hitchcock hingga akhirnya ia berhasil dengan Psycho-nya. Diabolique juga merupakan suspense favorit dari penulis novel Psycho, Robert Bloch. Kalau boleh jujur, saya sebenarnya lebih menyukai Diabolique ketibang Psycho. Diabolique memiliki sebuah misteri yang benar-benar menggiurkan. Siapa yang tidak penasaran, membuang mayat dalam sebuah kolam renang, namun beberapa hari kemudian, mayat itu menghilang secara tiba-tiba? Kemana perginya mayat itu? Apakah mayat tersebut berubah menjadi zombie yang siap menerkam siapa saja? Ataukah ada orang lain yang mengambilnya? Berbagai macam spekulasi tentang misteri ini terus bermunculan seiring misteri yang dituturkan, tapi tak ada satupun dari spekulasi itu yang benar...



Brad Pitt dan Morgan Freeman dalam satu frame, sepasang partner detektif! Ah, hampir lupa, ada pula Kevin Sacey! Gwyneth Paltrow! Who's excited?! Ya, meski judulnya sedikit alay, tapi Se7en memiliki ensemble cast berkelas dengan sutradara kelas A, David Fincher. Se7en sendiri terinspirasi dari salah satu kisah dalam alkitab, Seven Deadly Sins, yang menjadi sebuah 'modus operandi' seorang pembunuh berantai dalam film ini. Ya, kita ditampilkan para mayat yang bertebaran dalam Se7en, dengan embel-embel sifat -sifat alami setiap manusia. Namun, ada sesuatu yang kita semua tak ketahui, termasuk Brad Pitt dan Morgan Freeman sendiri. "What's in the box?!"





Brad Pitt kembali beraksi, namun kali ini, tak ada Morgan Freeman, Kevin Spacey, ataupun Gwyneth Paltrow. Sebagai gantinya, ada Edward Norton dan Helena Bonham Carter. Setelah Brad Pitt pensiun sebagai seorang detektif, kini ia banting setir menjadi seorang sales sabun dan mengganti namanya menjadi Tyler Durden. Sedangkan Edward Norton adalah seorang pekerja kantoran tak bernama yang bosan hidup,  dan Helena Bonham Carter adalah wanita semrawut yang tak takut mati. Brad Pitt dan Edward Norton kemudian secara tak sengaja bertemu dan membentuk sebuah klub tinju bawah tanah yang super gila. Akhirnya? Bahkan jauh lebih gila lagi.





Rosemary's Baby sebenarnya mengambil tema yang kontroversial dan sangat berani. Mengambil sebuah tema satanisme atau pemujaan setan, Roman Polanski sebagai sutradara mampu menggiring kita ke sebuah horor klasik berkelas yang dipimpin oleh aktris Mia Farrow yang diceritakan baru saja menikah dan sedang mengalami kehamilan. Tapi, ada satu rahasia besar yang ia tak ketahui. Mungkin beberapa orang telah tahu bagaimana Rosemary's Baby akan mengalir, tapi ketika satu-persatu rahasianya mulai terbuka dengan perlahan, ternyata apa yang terjadi malah melebihi perkiraan. Tak salah lagi jika menobatkan Rosemary's Baby sebagai salah satu film dengan ending yang paling memorable yang pernah ada.



Inilah awal masa bersinarnya seorang Edward Norton. Lewat film yang berhasil membuahkannya sebuah nominasi Oscar ini, ia memerankan seorang anak altar yang dituduh telah menghabisi nyawa uskupnya sendiri. Ia sendiri dibantu oleh seorang pengacara ambisius yang diperankan Richard Gere. Primal Fear berhasil tampil gemilang dengan dialog-dialog cerdas dan akting memukau Ed, meski sebenarnya, pertanyaan dalam film ini cukup sederhana: "Apakah benar ia membunuh sang uskup, atau tidak? Lalu, siapa yang melakukannya?" Dan pada akhirnya, Primal Fear menjawab segala pertanyaan itu dengan sebuah fakta menghenyakkan.




Stanley Kubrick kini mencoba ranah horor, dengan mengungkapkan sebuah misteri aneh tentang sebuah hotel besar yang dibintangi aktor beralis aneh pula, Jack Nicholson. Apa yang membuat ini lebih istimewa? Stephen King! Ya, The Shining adalah sebuah adaptasi dari novel kenamaan milik Stephen King. Dengan membawa angin yang agak bernuansa puzzling dan surreal, Stanley Kubrick mampu membuktikan bahwa dirinya memanglah salah seorang sutradara hebat, bukan hanya pada masanya, tapi juga sepanjang zaman. Jack Nicholson tampil gemilang dalam menampilkan peran ayah yang penuh ambigu. Saya bukan hanya berbicara bagaimana transformasinya menjadi seorang ayah berdarah dingin, tapi juga bagaimana film ini mengungkapkan sebuah akhir yang mengundang tanda tanya besar.



Star Wars episode ke-5 yang sejatinya merupakan film Star Wars kedua setelah episode 4 (episode 1 hingga 3 difilmkan sekitar tahun 2000an karena teknologi yang ada lebih memungkinkan) ini berhasil menjadi film science fiction paling memorable dengan salah satu villain paling memorable pula sepanjang sejarah Hollywood, Darth Vader, yang terkenal dengan kostum khasnya itu. Di sini, Putri Leia, Han Solo, dan Luke Skywalker kembali beraksi ditemani R2-D2, Chewbacca, dan (lagi), salah satu robot paling memorable, si android cerewet C-3PO. Oh, jangan lupa, Star Wars episode ini juga diakhiri oleh (lagi dan lagi) salah satu ending paling memorable, juga sama sekali tak terduga, kecuali bagi yang fasih berbahasa Jerman (well, if you know what i mean).
_______________________________________________________________

7 comments:

  1. thanks ya buat listnya, sinopsisnya juga keren!

    ReplyDelete
  2. Sinting lah ending Rosemary's Baby tuh :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makes you wanna throw the film out of window hahaha :)

      Delete
  3. sulit sekali menemukan film-film lama sebelum tahun 90an. Gimana ya???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenernya cari dari google biasanya dapat sih meski gak banyak, tp kalo mau lebih gampang bisa lewat torrent :)

      Delete
  4. Yg witness for the prosecution pengen bgt nonton gan.

    Tapi subtitle indonesia susah bgt dicari, atau memang nggak ada.

    Mksd saya Mungkin ada yg baik hati utk translate indonesia buat saya yang Pasif Inggris ini :D

    ReplyDelete