Tuesday, January 31, 2012

Tagged under: , , , ,

[Review] American Psycho (2000)

"I killed Paul Allen. And I liked it." ~ Patrick Bateman

Christian Bale merupakan seorang aktor yang memang telah malang melintang di dunia perfilman sejak tahun 1986 dan mulai dikenal publik lewat perannya di Empire of the Sun pada tahun 1987. Selama ini, kita mengenal peran Christian Bale, kita mungkin hanya mengenal perannya sebagai seorang pahlawan heroik, Batman, dalam dua filmnya, Batman Begins dan The Dark Knight. Namun, sebelum memerankan karakter Batman di kedua film ini, ternyata ia pernah memerankan seorang karakter tamak kaya ray yang super psycho di film American Psycho. Dan tahukah anda nama karakter itu? Patrick Bateman. Bateman atau Batman? Wow, kebetulan kah?


Sekilas, Patrick Bateman terlihat sempurna. Wajah rupawan, kaya raya, punya jabatan tinggi, dan mudah bergaul dengan siapa saja. Satu lagi, ia memiliki selera musik yang baik. Namun, semua orang pasti memiliki sisi hitam dibalik sisi putih. Tak terkecuali bagi Bateman. Dibalik itu semua, ia mempunyai sifat tamak, munafik, obsesif, selalu ingin menjadi sempurna, tak suka jika orang lain melebihi dirinya, dan selalu ingin menang sendiri. Sifat-sifat itulah yang kemudian mendorong Patrick Bateman bisa berubah menjadi karakter psycho dalam sekejap. Ia bisa membunuh seseorang tanpa ampun dengan cara yang tergolong sadis. Namun, dalam sekejap itu pula, ia bisa berubah menjadi karakter 'sempurna' tadi.

 

Tentu saja American Psycho bukan lah tipikal film psycho pada umumnya. Film ini juga tergolong tak terlalu sadis jika dibandingkan dengan film-film psycho lain layaknya Saw series. Tapi, tentu saja itu bukanlah kekurangan bagi film ini. Sebaliknya, American Psycho dapat memberikan 'sesuatu' yang lebih sadis daripada tumpahan darah yang berlebihan. Meski bagi golongan film psycho sejenis, film seperti ini tergolong film yang tak terlalu banyak adegan sadis dan tanpa banyak mengekspos darah, ada sesuatu yang lebih sadis daripada darah disini, akting Bale.


Siapa pun pasti akan mengakui kemampuan akting Christian Bale. Di American Psycho pun, Bale berakting dengan sinting. Sangat sinting malah. Di sini, Bale mengerahkan seluruh kemampuannya. Salah satu performanya yang paling maksimal jika dibandingkan dengan film-film lain yang ia bintangi. Ia berhasil memerankan sebuah karakter 'monster berwajah dua' dengan begitu memukau. Ekspresi dan mimik psycho-nya bener-bener dapet! Sayang, kala itu, tampaknya Oscar tak berpihak padanya. Padahal, dengan akting seperti ini, sangat pantas jika Oscar jatuh ke tangannya.


Ada lagi yang unik dari film ini. Sang sutradara, Mary Harron, ternyata tak lupa untuk menyisipkan porsi komedi satir sebagai pemanis diantara porsi psycho thriller yang mendominasi. Selain itu, tak lupa juga, film ini disampaikan dengan narasi yang cukup unik. Ingat bagaimana narasi Bateman tentang tahapan 'ritual' selama pagi hari? 'Ritual' yang aneh memang.


American Psycho diakhiri dengan ending yang seolah mengajak kita untuk berpikir. Ya, endingnya memang tak digambarkan secara gamblang dan pasti. Masih ada berbagai pertanyaan yang sebenarnya muncul di benak saya saat penghujung cerita. Apalagi ada karakter nenek misterius yang pernah mengucapkan kata-kata aneh. Tak jelas memang. Tapi itulah bagian menariknya.

American Psycho merupakan film yang fun, unik, sekaligus sakit. Bale juga sangat maksimal dalam film ini. American Psycho membuktikan, film dengan psikopat sebagai karakter utama tak perlu terlalu banyak mengekspos adegan sadis dan berliter-liter darah. Egoisme dan narsistik berhasil dipadukan dengan karakter Bale yang notabene merupakan seorang psikopat. Sebuah paket yang lengkap, terutama untuk penyuka psychological thriller. Sekali lagi, film ini sakit!

8.0/10



0 comments:

Post a Comment